Nelayan, agen perjalanan wisata dan wisatawan diminta untuk tetap mematuhi larangan mendekat ke gunung api aktif di Selat Sunda itu, minimal 1,5 km dari gunung tersebut

Bandarlampung (ANTARA News) - Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi, menyebutkan aktivitas Gunung Anak Krakatau cenderung menurun sejak awal November hingga sekarang, namun status gunung api aktif itu tetap pada level dua atau waspada.

"Dalam sebulan terakhir, gempa vulkanik yang terjadi setiap harinya berkisar satu sampai dua saja. Seperti kemarin terjadi hanya tiga kali, yakni dua kali gempa vulkanik dalam dan sekali gempa vulkanik dangkal," katanya saat dihubungi dari Bandarlampung, Jumat.

Ia menyebutkan aktivitas Anak Krakatau yang menonjol terjadi pada 8 November 2013 dengan jumlah gempa vulkanik mencapai 281.

Namun tahun lalu, kegempaan vulkanik gunung tersebut bisa mencapai ratusan setiap harinya, terutama setelah terjadinya letusan pada September 2012. Sebelum terjadi letusan itu, aktivitas gunung api aktif di Selat Sunda itu turun drastis.

Menanggapi penurunan aktivitas Gunung Anak Krakatay terhadap kemungkinan terjadinya letusan, Andi menyebutkan penurunan itu terjadi akibat gunung sudah banyak mengeluarkan energinya.

Meski aktivitas Gunung Anak Krakatau masih berstatus waspada, namun kondisi gunung aktif sulit diprediksi.

Sementara itu, letusan Gunung Sinabung tidak berpengaruh terhadap aktivitas Gunung Anak Krakatau karena dapur magmanya berbeda.

Pewarta: Hisar Sitanggang
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013