"Tidak pernah solidaritas Anda lebih dibutuhkan dibandingkan sebelumnya, dan tidak pernah sebelumnya dukungan Anda menjadi sepenting ini," ujar Kepala Divisi Hubungan Donor UNRWA Esther Kuish Laroche.
Jakarta (Antara) - Pejabat UNRWA, Badan PBB untuk urusan Pengungsi Palestina, mengimbau Indonesia untuk meningkatkan bantuan karena lembaga ini kini sedang menghadapi kekurangan dana yang kritis sebesar AS$37 juta hingga akhir tahun ini.
"Apabila tidak ada tambahan dana, kami tidak akan mampu membayar gaji para guru, staf medis, pekerja sosial, dan staf lainnya pada bulan Desember depan. Hal ini akan menyebabkan kegiatan program-program kami terhenti," kata Kepala Divisi Hubungan Donor UNRWA Esther Kuish Laroche mengatakan di Jakarta, Kamis, pada peringatan Hari Solidaritas Internasional Bagi Rakyat Palestina.
Esther mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah meningkatkan bantuannya untuk UNRWA dari AS$20.000 menjadi AS$100.000 pada 2012.
"Pada hari solidaritas ini, saya ingin meminta kemurahan hati Anda untuk lebih meningkatkan dukungan Indonesia dan saya berharap untuk melihat hubungan UNRWA dan Indonesia semakin dalam, meningkat dan berkembang," imbau Esther Kuish, yang datang langsung dari Yerusalem untuk hadir pada acara yang berlangsung di Kantor Pusat Muhammadiyah itu.
Jumlah pengungsi Palestina meningkat drastis dari 750.000 orang menjadi lebih dari lima juta saat ini, yang menyebar di Suriah, Lebanon, Yordania, Gaza dan West Bank.
"Tidak pernah solidaritas Anda lebih dibutuhkan dibandingkan sebelumnya, dan tidak pernah sebelumnya dukungan anda menjadi sepenting ini," ujar wanita muda ini.
Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin, yang juga ketua Indonesia-Palestine Friendship Initiative, pada kesempatan itu menyerahkan secara simbolis bantuan senilai Rp400 juta kepada Dubes Palestina untuk Indonsia Fariz Mehdawi.
"Sebelumnya, Muhammadiyah telah menyumbang Rp2 miliar atau AS$200.000, dan kali ini Rp400 juta yang akan ditransfer ke UNRWA. Sebetulnya, uang itu untuk membangun sekolah Muhammadiyah di Palestina, tapi kami memutuskan untuk memberikannya kepada pengungsi Palestina melalui UNRWA," ujar Din Syamsuddin.
Dubes Palestina Fariz Mehdawi mengucapkan terima kasih kepada rakyat dan pemerintah Indonesia, serta Muhammadiyah yang selama ini telah memberikan bantuan dan solidaritas penuh untuk Palestina. "Bukan pertama kali Muhammadiyah memberi bantuan untuk Palestina," katanya.
Dubes mengimbau berbagai organisasi yang ada di Indonesia untuk juga memberi bantuan melalui UNRWA. Menggambarkan dirinya sebagai pengungsi, Mehdawi mengatakan bahwa masalah pengungsi bukan semata tentang kebutuhan makanan atau tempat tinggal, tapi terlebih masalah martabat manusia.
Mengenai perundingan damai antara Palestina dan Israel, Fariz mengatakan "Kami bisa berunding selama 100 tahun lagi, tapi tak bakal ada solusi, selama tidak ada kemauan internasional. Yang kita butuhkan sekarang adalah kemauan internasional untuk melaksanakan resolusi-resolusi tentang Palestina".
Peringatan Hari Solidaritas untuk Rakyat Palestina itu diselenggarakan oleh Pusat Informasi PBB (UNIC) Jakarta, bekerja sama dengan Kemenlu, Kedubes Palestina dan the Indonesia-Palestine Friendship Initiative.
Hadir pada acara itu antara lain Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu AM Fachir, Direktur Organisasi Internasional Sosial Budaya dan Negara Berkembang Kemenlu Arko Hananto Budiadi, Direktur UNIC Jakarta Michele Zaccheo, dan sejumlah dubes negara sahabat. (*)
(T. F001/
(T.F001/B/E001/E001) 28-11-2013 21:37:48
Pewarta: Oleh Fardah Assegaf
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2013