Benghazi, Libya (ANTARA News) - Tiga prajurit Libya tewas dan tiga lain cedera dalam bentrokan antara militer dan kelompok bersenjata di kota wilayah timur, Benghazi, Kamis, kata seorang petugas medis.

"Tiga prajurit tewas dan tiga lain yang cedera dirawat di rumah sakit," kata juru bicara Rumah Sakit Al-Jala, Fadia al-Barghathi, lapor AFP.

Satu sumber keamanan menyebutkan, bentrokan itu meletus di daerah sebelah timur kota itu.

"Korban-korban ini berjatuhan dalam bentrokan di daerah Sidi Khalifa antara militer dan kelompok bersenjata yang berusaha memasuki kota itu dari timur," kata sumber itu, dengan menambahkan bahwa belum diketahui dari kubu mana kelompok itu berasal.

Sebelumnya Kamis, sejumlah saksi mengatakan, orang-orang bersenjata di kota itu membunuh seorang prajurit pada hari terakhir dari pemogokan tiga hari untuk memprotes milisi.

Dalam serangan itu, orang-orang bersenjata yang naik sebuah kendaraan memberondongkan tembakan ke arah dua prajurit ketika mereka memasuki sebuah mobil setelah meninggalkan kafe, kata beberapa saksi.

"Prajurit itu tewas setelah tertembak kepalanya," kata seorang petugas medis di Rumah Sakit Al-Jala, Benghazi.

Beberapa saksi mengatakan, prajurit kedua selamat tanpa cedera.

Serangan itu disulut oleh tembak-menembak Senin antara kelompok militan dan tentara yang menewaskan tujuh orang dan mencederai 50 lain.

Pembunuhan-pembunuhan Kamis itu terjadi sehari setelah tiga prajurit ditembak mati dan mayat dua orang lagi ditemukan di kota berdekatan Derna.

Dewan kota Benghazi mengumumkan pemogokan tiga hari setelah patroli militer diserang di dekat markas Ansar al-Sharia, kelompok militan yang dituduh bertanggung jawab atas serangan terhadap misi AS pada 2012.

Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rejim Muamar Gaddafi, dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat.

Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu.

Militan yang terkait dengan Al Qaida menyerang Konsulat AS di Benghazi yang menewaskan Duta Besar AS untuk Libya, Chris Stevens, dan tiga warga lain Amerika pada 11 September 2012.

Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Muamar Gaddafi.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013