Menurut Edy, perpaduan dua raksasa industri digital ini dapat semakin membantu UMKM untuk menjangkau lebih banyak konsumen potensial.
“Secara sederhana kita harus melihat bahwa mereka (Tiktok dan Tokopedia) membuat pasar yang lebih besar,” kata Edy kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Edy mengatakan bahwa dengan adanya pasar baru, konsumen juga cenderung akan semakin rajin untuk berbelanja, sehingga kondisi ini akan membuka peluang bagi UMKM untuk meningkatkan penjualan produk mereka.
Ia menjelaskan bahwa prinsip sederhana merger ini adalah untuk meningkatkan minat konsumen berbelanja dan membuka peluang lebih besar bagi UMKM untuk memasarkan produk mereka dengan lebih baik.
Setelah Tiktok mengumumkan kerja samanya dengan Tokopedia pada 12 Desember 2023, Tokopedia pada awal bulan ini menyatakan bahwa proses migrasi Tiktok Shop ke Tokopedia sudah rampung pada 27 Maret 2024. Migrasi ini disebut telah memenuhi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023.
Seiring dengan selesainya proses migrasi ini, TikTok Shop berganti nama menjadi Shop Tokopedia.
Kementerian Perdagangan mengatakan pada Shop Tokopedia telah memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Sementara itu, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) sangat signifikan, yaitu mencapai 61 persen pada 2023, dan menyerap 97 persen atau sekitar 119,6 juta orang dari total tenaga kerja di Indonesia.
Baca juga: Kolaborasi TikTok-Tokopedia perluas jangkauan konsumen brand lokal
Baca juga: Kemendag: Transisi TikTok Tokopedia tuntas dan miliki TDPSE
Baca juga: Tren belanja daring jelang Lebaran 2024 di Tokopedia dan TikTok
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024