Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq menyatakan Indonesia bisa menekan Australia terkait kasus penyadapan, terlebih secara geopolitik negara itu sangat membutuhkan Indonesia.
"Tak bisa dipungkiri Australia membutuhkan peran Indonesia. Indonesia sebagai negara terdekat dan secara geopolitik pun demikian. Kita harusnya memberikan tekanan, bukan memberikan tawaran."
"Ini yang menurut saya memang ketepatan dalam menyikapi tak adanya permintaan maaf dari Perdana Menteri Australia Tony Abbot kepada Indonesia terkait penyadapan," kata Mahfudz Siddiq di Gedung DPR RI di Jakarta, Kamis.
Menurut Siddiq, tak adanya permintaan maaf itu bisa jadi momentum untuk memaksa Australia agar menata ulang hubungan Indonesia-Australia.
"Menurut saya sekarang ini Indonesia harus bisa menjadikan kasus ini sebagai pintu masuk dan momentum untuk memaksa Australia agar menata ulang cara mereka berhubungan dengan Indonesia," katanya.
Ia mengaku, surat Presiden SBY yang berisi 3 poin tersebut merupakan satu perkembangan yang bagus,
"Tapi harus diposisikan sebagai tekanan Indonesia kepada Australia. Tapi kita juga jangan terlalu cepat melunak. Yang punya hajat memperbaiki itu Australia, bukan Indonesia," kata politisi PKS itu.
Menurutnya, kalau Indonesia sudah menginisiasi 3 ide termasuk menyusun protokol Indonesia-Australia, kita lihat apa gagasan positif ke depannya.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013