Tulungagung, Jatim (ANTARA) - RSUD dr. Iskak Tulungagung menerima rujukan penanganan bayi kembar siam dempet bokong (pygopagus) dari RS Bhayangkara, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa.
Bayi gemeli atau kembar siam berjenis kelamin laki-laki itu dievakuasi dari RS Bhayangkara sekitar pukul 10.00 WiB.
Menurut keterangan Plt. Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Kasil Rokhmat, bayi kembar siam tersebut lahir pada Rabu (17/4) dengan bobot atau berat badan total 5.190 gram.
Saat dirujuk ke RSUD dr. Iskak, bayi tersebut berusia tujuh hari.
"Kelahiran bayi kembar siam ini ditangani oleh tim medis RS Bhayangkara. Namun karena pertimbangan sarpras (sarana-prasarana) yang terbatas, penanganan lanjutan dirujuk ke RSUD dr. Iskak selaku rumah sakit rujukan provinsi. Ini juga setelah mendapat persetujuan atau rekomendasi dari tim medis yang biasa menangani kasus kembar siam RSUP dr. Soetomo Surabaya," kata Kasil saat pers konferensi di Ruang IDIK, RSUD dr. Iskak, Tulungagung.
Baca juga: RS Hasan Sadikin berhasil pisahkan bayi kembar siam, satunya meninggal
Disebutkan, kondisi bayi secara keseluruhan cukup baik. Saat lahir bayi kembar siam dengan yang hanya memiliki satu saluran pembuangan ini juga menangis, seperti juga bayi normal lainnya.
Kedua bayi juga sudah belajar minum hingga 5 cc air.
"Saat kelahiran bayi juga kondisi baik, seperti bayi (kelahiran) normal dengan skor 8-9. Ini skor kelahiran yang cukup baik dengan usia kehamilan ibu bayi selama 38 minggu)," terang Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr. Iskak, dr. Zuhrotul Aini, Sp.A.
Untuk pemeriksaan fisik awal, pemeriksaan fisik, lanjut dia, tubuh kedua bayi bagian atas normal. Kepala, dada sampai perut normal, (masing-masing) satu-satu.
Namun untuk bagian tubuh bawah perut, fisik kedua bayi menempel di bagian bokong.
Selanjutnya di bagian bawah kembali normal, dengan kaki masing-masing sepasang.
"Organ yang menjadi perhatian kita sekarang adalah bagian anogenital dan anus. Kaki tangan lengkap. Dugaan anus tunggal, penis satu, testis terdapat tiga. Skrotum dua utuh, sementara dua lainnya tidak terbentuk dengan baik," papar Aini.
Dan untuk memastikan, perlu dilakukan skrining lebih mendalam.
"Skrining awal untuk saturasi bayi awal tidak ada kelainan. Perlu skrining advance (mendalam) lagi, secara kardiologi, MRI dan sebagainya," kata Aini.
Bayi kembar siam dempet bokong yang namanya sengaja tidak dipublikasikan dengan pertimbangan melindungi privasi pasien tersebut kini ditempatkan di ruang isolasi semi steril di Ruang Mawar yang dikhususkan untuk perawatan inap bayi baru lahir di RSUD dr. Iskak.
Menurut keterangan dr. Kasil, penanganan operasi baru akan dilakukan setelah bayi kembar siam itu berusia 8-12 bulan.
"Untuk operasi pemisahan kemungkinan akan dilakukan di RSUP dr. Soetomo, Surabaya. Di sini kami hanya akan melakukan perawatan dengan pengawasan ketat tim medis dari lintasdisiplin untuk memastikan kedua bayi tumbuh dengan baik sampai usia antara 8-12 bulan dimana kedua bayi secara klinis sudah memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi," katanya.
Baca juga: Tim dokter RSSA pulangkan Aisyah dan Aliyah pascaoperasi pemisahan
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024