Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PBMA) mengajak semua pihak untuk mematuhi dan menerima keputusan Mahkamah Konstitusi dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum atau sengketa Pemilihan Umum Presiden 2024.

"Kami mengajak semua pihak untuk dapat mematuhi dan menerima keputusan MK. Alhamdulillah, hasil keputusan MK telah menyatakan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029, " kata Ketua Umum PBMA K.H. Embay Mulya Syarief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Dia mengajak semua pihak menjaga keamanan dan juga ketertiban pascakeputusan MK. Sudah saatnya membuka lembaran baru dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.

Sementara itu, Ketua 1 PBMA Adi Abdillah Marta mengajak masyarakat menerima keputusan MK dengan lapang dada.

Baca juga: Watim MUI harap semua pihak legawa atas putusan MK

Menurut dia, sebagai manusia Indonesia yang beriman, tentunya memiliki keyakinan bahwa skenario Tuhan adalah yang terbaik.

"Dalam menyikapi putusan MK, tidak ada hal lain kecuali tetap tenang dan tawakal menerima. Bangsa Indonesia terlahir dari kesepakatan bersama dengan cita-cita luhurnya adalah kesejahteraan seluruh rakyatnya, setiap upaya dari segenap kita sudah tentu demi kebaikan bangsa dan negara," kata Adi.

Adi juga mengajak semua elemen bangsa untuk tetap tenang dan tidak terpancing hal negatif sebab situasi kondusif adalah keutamaan.

Baca juga: PBNU: Selamat bertugas, Prabowo-Gibran

Mathla'ul Anwar sebagai kekuatan organisasi kemasyarakatan Islam selalu siap bersinergi membersamai pemerintah dalam mewujudkan kemashlahatan umat dan bangsa, sesuai mandat dalam sembilan prinsip organisasi Mathla'ul Anwar poin delapan, yakni bersama membangun masyarakat dengan pemerintah.

"Fakta sejarah kemudian mencatat bahwa Mathla'ul Anwar yang terlahir pada tahun 1916, jauh sebelum Republik Indonesia diproklamasikan terus dan tetap konsisten bersama umat dan rakyat dalam perjuangannya yaitu dakwah, pendidikan dan sosial kemasyarakatan," katanya menegaskan.

Hal itu dibuktikan dengan lebih dari 7.000 satuan pendidikan, seperti pondok pesantren, sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, SMP, madrasah tsanawiyah, SMA, SMK hingga perguruan tinggi bernama UNMA (Universitas Mathla'ul Anwar) yang tersebar di pelosok Nusantara.

Baca juga: Din Syamsuddin ajak peserta aksi unjuk rasa tahan amarah

Pewarta: Fauzi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024