Batam (ANTARA News) - Massa buruh yang didominasi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Kamis siang, terus berdatangan ke simpang Hang Nadim Batam dan berupaya menutup akses ke bandara.
Beberapa buruh menyebutkan bahwa aksi yang mereka lakukan tersebut adalah wujud protes karena hingga batas waktu ditentukan Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani tidak memenuhi tuntutan penetapan upah kelompok usaha.
Mereka menilai hingga saat ini gubernur belum memberi kepastian. "Padahal awalnya dijanjikan paling lambat 27 November akan ditandatangani," kata salah seorang orator di Simpang Hang Nadim Batam.
Saat ini, warga yang ingin masuk ke kawasan bandara tertahan di Simpang Hang Nadim berjarak sekitar 500 meter.
Pada demonstran datang dengan menggunakan kendaraan roda dua yang diparkir di jalan utama arah bandara.
"Kami minta gubernur segera menandatangani usulan kami. Kami tidak ingin terus-terusan dibohongi," kata salah seorang demonstran.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, polisi terus menambah pasukan dengan senjata lengkap dari berbagai kesatuan. Polisi juga menurunkan beberapa mobil penyemprot air dibantu pemadam kebakaran dari BP Batam.
Selain di Bandara Internasional Batam Centre, aksi unjuk rasa juga terjadi di halaman Pemkot Batam. Pada Kamis pagi sempat terjadi "sweeping" di kawasan Industri Tanjunguncang. Hampir seluruh kawasan industri Batam dijaga ketat oleh polisi dibantu anggota TNI bersenjata lengkap.
Pewarta: Larno
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013