Kami berharap pada tahun 2025 Program Cinta Bangga dan Paham Rupiah ini sudah masuk ke kurikulum di Kabupaten Kepulauan Mentawai
Kepulauan Mentawai (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) berharap Program Cinta Bangga Paham Rupiah masuk ke dalam kurikulum sekolah di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang merupakan salah satu daerah terluar Indonesia.
"Harapan dari para guru-guru di sini kalau bisa Program Cinta Bangga Paham Rupiah ini masuk ke dalam kurikulum," kata Asisten Manajer Kepala Seksi Pengolahan Uang BI Kantor Perwakilan Sumbar Sudarso di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Selasa.
Sudarso mengatakan dalam waktu dekat BI Perwakilan Sumbar bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai akan memasukkan Program Cinta Bangga Paham Rupiah ke dalam mata pelajaran ekonomi.
BI Kantor Perwakilan Sumbar melihat selama ini masyarakat khususnya peserta didik di Kabupaten Kepulauan Mentawai masih kurang memahami terkait dengan Cinta Bangga Paham Rupiah.
Dengan memasukkan program tersebut ke kurikulum khususnya mata pelajaran ekonomi, BI berharap setiap anak didik dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas semakin memahami pengetahuan tentang rupiah.
"Kami berharap pada tahun 2025 Program Cinta Bangga dan Paham Rupiah ini sudah masuk ke kurikulum di Kabupaten Kepulauan Mentawai," ujarnya.
Baca juga: Ekspedisi Rupiah Berdaulat bantu percepat pertumbuhan ekonomi Mentawai
Baca juga: BI Sumbar mulai Eskpedisi Rupiah Berdaulat ke daerah terluar Indonesia
Darso, sapaan akrabnya, mengatakan program atau materi Cinta Bangga dan Paham Rupiah sudah dimulai sejak 2023 di Kota Padang. BI menargetkan dan mengupayakan pengenalan nilai-nilai tentang mata uang itu menyasar semua kabupaten dan kota di Ranah Minang.
"Tujuan Cinta, Bangga dan Paham Rupiah ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa rupiah itu simpul kedaulatan negara," jelasnya.
Sebab, sebagai mata uang yang sah, rupiah tidak hanya sebatas alat transaksi. Namun, jauh dari itu rupiah memiliki nilai-nilai historis dari perjalanan bangsa. Sebagai contoh, di setiap lembar rupiah terdapat gambar pahlawan yang berjuang untuk Kemerdekaan Indonesia.
"Anak didik kita ajarkan untuk menyimpan mata uang dengan rapi. Mereka harus menghargai uang itu karena ada gambar pahlawan dan garuda pancasila sebagai simbol kedaulatan bangsa," ucap dia.
Sementara itu, salah seorang guru SMA Negeri 2 Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai Eva mengatakan penguatan dan pemahaman tentang nilai-nilai rupiah yang digagas BI, penting ditransformasikan kepada anak didik.
Apalagi, Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu destinasi pariwisata internasional yang banyak dikunjungi turis mancanegara. Kemajuan sektor pariwisata itu harus dibarengi dengan mitigasi atau pencegahan penggunaan mata uang asing di tanah air.
"Karena mungkin saja di pulau-pulau kecil mereka (turis) bertransaksi tidak lagi menggunakan rupiah," kata dia.
Eva menyakini penguatan nilai dan pemahaman tentang rupiah kepada anak didik terutama di daerah terluar Indonesia, sangat penting dalam menjaga dan melindungi identitas bangsa.
Baca juga: BI Sumbar: Pemda sudah lakukan intervensi khusus atasi inflasi
Baca juga: BI akselerasi daerah yang belum terapkan pembayaran elektronik
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024