"Sistem mekanisasi untuk transformasi pertanian tradisional ke modern," kata Amran di Semarang, Selasa.
Menurut dia, transformasi pertanian dari tradisional ke modern menjadi salah satu solusi cepat untuk meningkatkan produksi pangan di tengah ancaman perubahan iklim dan cuaca.
Ia menjelaskan penggunaan alat-alat mekanis dalam pertanian akan menekan biaya hingga 50 persen.
Baca juga: Mentan serahkan bantuan 10 ribu pompa air untuk Jawa Tengah
Baca juga: Mentan mendampingi Presiden Jokowi panen jagung di Gorontalo
Ia mencontohkan penanaman padi tradisional yang membutuhkan sekitar 20 orang per hektare.
"Dengan 'rice transplanter' hanya butuh waktu sekitar 3 jam per hektarenya," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, modernisasi pertanian akan menekan biaya, namun hasil produksi akan meningkat.
"Petani kalau untung akan berproduksi. Kalau rugi, mereka akan berhenti menanam," cakapnya.
Upaya cepat lain untuk meningkatkan produksi pangan, kata dia, yakni dengan menggunakan sistem pompanisasi serta optimalisasi lahan.
"Dulu yang hanya satu kali tanam menjadi tiga kali tanam di lahan bekas rawa," katanya.
Kementerian pertanian sendiri telah menyerahkan bantuan sekitar 10 ribu pompa air serta berbagai alat dan mesin pertanian untuk petani di Jawa Tengah dengan nilai mencapai Rp500 miliar hingga Rp600 miliar.*
Baca juga: Mentan berharap Bulog segera serap jagung hasil produksi petani
Baca juga: Mentan ajak jajaran kerja maksimal wujudkan swasembada pangan
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024