Denpasar (ANTARA News) - PT Pertamina menargetkan dalam tiga bulan ke depan sudah mencapai Zero Critical Depo sehingga tidak ada lagi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di seluruh daerah di Indonesia. "Kita sudah mempersiapkan segalanya untuk mencapai itu dan diharapkan dalam tiga bulan sudah bisa tercapai," kata Deputi Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya saat Orientasi Wartawan Migas, di Tuban, Bali, Kamis. Menurutnya, langkah itu dlakukan dalam upaya menjamin ketersediaan BBM yang ada di sejumlah daerah di Indonesia sehingga pada saat itu tidak ada lagi ditemui ada kelangkaan atau kehabisan stok BBM. Ia mengatakan, pencapaian Zero Critical Depo itu dinilai sangat strategis dan penting sehingga sebelum depo Pertamina habis maka volumenya akan terus diisi sehingga tidak ada kekurangan. "Dalam satu bulan ke depan ini akan ada 16 depo yang sudah harus terisi sedikitnya 75 persen dari kapasitasnya," katanya tanpa menyebutkan dimana letak depo-depo itu. Dikatakan, maraknya pemberitaan beberapa hari terakhir ini soal terjadinya kelangkaan BBM sehingga terjadi antrean panjang kendaraan bermotor memang merupakan tanggungjawab Pertamina. Namun demikian, terjadinya kelangkaan BBM tersebut sebenarnya bukan sepenuhnya kelalaian pihaknya namun lebih disebabkan oleh terjadinya pendangkalan air sungai/kali sehingga kapal pengangkut BBM tidak bisa merapat di tujuan. "Itu semata disebabkan faktor alam dimana telah terjadi kemarau sehingga debit air ikut surut," katanya. Ia mencontohkan, pasokan BBM di Sintang, Kalimantan Barat, saat ini sedang alami kesulitan karena sungai yang mengalir ke kota itu surut sehingga kapal pembawa BBM tidak bisa merapat ke situ. Untuk itu, BBM harus dipindahkan ke kapal yang lebih kecil sehingga memakan waktu lebih lama sampai di lokasi dan menyebabkan kelangkaan. "Kondisi seperti itulah yang akan kita sikapi dengan pencapaian `Zero Critical Depo` sehingga diharapkan tidak ada lagi kelangkaan BBM," tegas Hanung. Mobil Tanki "Kencing" Menyinggung mengenai masih banyak ditemui mobil tanki pengangkut BBM "kecing" di tengah jalan, ia mengakui masih banyak ditemui di sejumlah daerah di Indonesia. Mobil tanki "kecing" adalah untuk sebutan supir atau kenek menjual beberapa liter BBM yang dibawa untuk selanjutnya dijual kepada orang lain dan bukan kepada SPBU. Ia mengatakan, ertamina saat ini tidak memiliki armada mobil tanki pengangkut BBM ke SPBU dimana selama ini dilakukan oleh kontraktor. Untuk menghindari mobil tanki "kencing" itu, pihaknya berjanji dalam tiga bulan akan membenahi dan untuk sementara akan dimulai dari Jakarta. Selain itu, katanya, Pertamina akan mengelola sekitar 20 persen armada mobil tangki SPBU untuk menghindari terjadinya "kecing" di jalan. Agar sopirnya tidak lagi menjual BBM yang diangkut ke pihak yang tidak berhak, katanya, pihaknya akan menjamin kesejahteraan lebih baik kepada armadanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006