Bangun rantai pasok yang lebih resilien (tangguh), termasuk memastikan pasokan pangan dan energi tetap berjalan lancar
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR Amin Ak meminta pemerintah untuk membangun rantai pasok energi yang lebih tangguh guna menghadapi dampak konflik Iran-Israel.
“Bangun rantai pasok yang lebih resilien (tangguh), termasuk memastikan pasokan pangan dan energi tetap berjalan lancar,” ujar Amin di Jakarta, Senin.
Menurut Amin, pembangunan rantai pasok yang lebih tangguh penting untuk menghadapi perkembangan situasi yang diakibatkan oleh konflik antara Iran dengan Israel.
Ia menjelaskan nilai tukar rupiah yang melemah disertai dengan harga minyak yang naik dapat mengakibatkan naiknya anggaran subsidi atau kompensasi.
Sosok yang juga Anggota Panja Energi DPR RI ini menilai kenaikan harga minyak dunia dapat memberatkan APBN karena subsidi energi akan membengkak.
Baca juga: OJK perkuat perbankan hadapi dinamika keuangan dan geopolitik dunia
Baca juga: Anggota Komisi XI DPR: Ekonomi Indonesia kuat hadapi gejolak global
Di sisi lain, kata dia, pengurangan atau penghapusan subsidi energi dapat membebani masyarakat dengan potensi efek berantai, yakni meningkatnya harga kebutuhan pokok.
“Rantai pasok global yang terganggu oleh perang dapat menyebabkan produsen mencari bahan baku dari tempat lain, yang pada gilirannya meningkatkan biaya produksi dan membebankan biaya tersebut kepada konsumen,” kata dia.
Amin juga mengingatkan tentang dampak melemahnya kurs rupiah, yang jika tidak ditangani dengan tepat, dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengingat besarnya utang luar negeri, termasuk utang pemerintah, BUMN dan swasta.
“Melindungi (hedging) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS perlu dilakukan,” ucap Amin.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyerukan pemerintah untuk mendorong de-eskalasi dan pengendalian diri di antara negara-negara yang terlibat dalam konflik di Timur Tengah.
“Komunikasi intensif dengan pemimpin dunia, termasuk Iran, Arab Saudi, Yordania, Mesir dan negara-negara Eropa diperlukan untuk menegaskan pentingnya menahan diri dan mengurangi eskalasi konflik,” kata Amin.
Pernyataan tersebut berangkat dari kekhawatiran Amin terhadap stabilitas pasokan minyak domestik.
Meskipun Indonesia tidak mengimpor minyak dari Iran, Amin menekankan bahwa pasokan minyak global dapat terpengaruh karena Iran merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.
Baca juga: INDEF: Konflik geopolitik tingkatkan beban pelaku UMKM
Baca juga: INDEF: Pakai APBN untuk belanja produktif kurangi imbas konflik global
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024