"Semua dokter spesialis yang berjumlah 20 orang berangkat ke Batam menggelar mogok kerja sebagai bentuk solidaritas terhadap rekan mereka di Manado," kata Direktur RSUD Karimun drg Agung Martyarto di Tanjung Balai Karimun, Rabu.
Agung mengatakan pihaknya memberi izin selama satu hari terhadap 20 dokter spesialis tersebut untuk bergabung bersama rekan-rekan mereka di Batam.
Selama berangkatan 20 dokter itu, kata dia, pelayanan medis diserahkan kepada dokter jaga terutama pada pelayanan gawat darurat.
"Pasien yang berobat tetap dilayani karena ada dokter jaga yang ditugaskan selama mereka di Batam," katanya.
Namun demikian, berdasarkan pantauan suasana poliklinik di rumah sakit tampak sepi sejak pukul 10.30 WIB.
Beberapa pasien rawat jalan mengaku kecewa karena dokter spesialis tidak ada. "Hari ini jadwal "check up" sebagaimana pesan dokter, tapi ternyata dokternya tidak ada karena mereka menggelar mogok di Batam," kata seorang pasien rawat jalan, Maya.
Sementara itu, dari Batam Antara melaporkan sekitar 600 dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri mogok kerja sebagai bentuk solidaritas terhadap tiga dokter di Manado, Sulawesi Utara, yang divonis bersalah melakukan malpraktik.
Mereka berorasi dan membaca puisi di Sungai Panas Batam Centre menyuarakan keluhan atas tidak adanya perlindungan bagi profesi dokter saat berupaya menolong pasiennya.
"Kami hanya ingin menyampaikan keluhan hati saja. Kami merasa miris dengan kasus yang mendera kawan kami seprofesi di Manado," kata Ketua IDI Batam Saritua Sarumpaet saat berorasi.
Para dokter juga memasang sejumlah spanduk menunjukkan keprihatinan mereka terhadap dokter Dewa Ayu dan kawan-kawan di Manado yang ditangkap atas tuduhan malapraktik. (*)
Pewarta: Rusdianto Syafruddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013