“Kegiatan Customer Social Responsibility (CSR) ini merupakan kegiatan pemberian bantuan kursi dan meja belajar yang terbuat dari rotan untuk siswa SD dan SMP di daerah, terutama daerah penghasil rotan,” kata Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun pada acara Pemberian Bantuan Bangku Sekolah Rotan dalam rangka Program Comfort School with Rattan, Rabu.
Dalam siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta, Rabu, Alex mengatakan dana CSR berasal dari pengusaha swasta dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang berasal dari BUMN.
Sebelumnya, Kemenperin telah membentuk Tim Penggerak Peningkatan Penggunaan Furnitur Rotan (TP3FR) di instansi pemerintah dan sekolah. Tim tersebut menjadi pelaksana kegiatan-kegiatan untuk mempercepat implementasi program CSR di lapangan.
Saat ini di Indonesia terdapat 607.384 ruang kelas tingkat pendidikan dasar (SD) dan menengah (SMP).
Pada 2012, tercatat sebanyak 332.421 ruang kelas dalam kondisi rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat. Kondisi kelas yang rusak tersebut salah satunya adalah pada sarana belajar yang meliputi kursi dan meja sekolah.
Sementara itu, realisasi CSR di daerah Seruyan dilakukan oleh PT Multi Asahan Nabati (Wilmar Group) dengan memberikan bantuan furnitur rotan terdiri dari 40 meja dan 80 kursi serta 2 set meja guru untuk Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Pematang Panjang, Seruyan.
Rencananya, total bantuan CSR yang akan diberikan sebanyak 700 set (meja dan kursi) untuk siswa dan 45 set meja untuk guru. Furnitur rotan tersebut dibuat dengan standar kekuatan hingga minimal tiga tahun. Dengan kata lain, kualitas bangku sekolah berbahan rotan lebih baik dibandingkan furnitur kayu yang berusia kurang lebih enam bulan meskipun harganya seperempat lebih murah.
Pada tahun 2014, TP3FR Kemenperin menargetkan penggalangan CSR furnitur rotan dapat mencapai 10 ribu set kursi dan meja untuk seluruh Indonesia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013