Jakarta (ANTARA) - Polisi tidak menemukan tanda kekerasan pada tubuh wanita berinisial R (33) yang tenggelam di Kali Mookevart Jalan Daan Mogot RT/RW 10/02 Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin dinihari.

"Dari hasil pemeriksaan Tim Inafis dari Polres Metro Jakarta barat pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," kata Kapolsek Cengkareng, Kompol Hasoloan Situmorang saat dikonfirmasi di Jakarta pada Senin.

Korban meninggal dunia diduga karena tenggelam di kali. Hasoloan kemudian menjelaskan kronologi kejadian wanita tenggelam yang akhirnya meninggal dunia tersebut.

"Pada hari Senin pukul 01.30 WIB, tiga saksi yang sedang bekerja menggali kabel optik di pinggir kali tiba-tiba mendengar suara teriakan minta tolong dari arah tengah Kali Mookevart," kata Hasoloan.

Baca juga: Tim SAR gabungan temukan korban tenggelam di Kali Sunter

Kemudian, saksi melihat ke arah kali menggunakan senter dan terlihat seperti seorang perempuan yang meminta tolong sambil melambai-lambaikan tangan.

Saksi kemudian berlari ke arah Pos Pompa Sumber Daya Air (SDA) yang berada tidak jauh dari lokasi. "Sesampainya di pos pompa, saksi segera kembali ke lokasi awal dan melihat korban yang sudah mengambang dengan posisi tengkurap," kata Hasoloan.

Saksi kemudian berusaha mencari tali tambang untuk menolong korban. Namun karena kondisi arus kali yang kencang, tubuh korban terbawa arus dan tenggelam dari permukaan sampai tidak terlihat lagi.

"Kemudian pukul 08.00 WIB, Basarnas, BPBD, Polri, TNI dan warga melakukan pencarian korban yang hanyut di Kali Mokevart
menggunakan perayu karet Basarnas," kata Hasoloan.

Baca juga: Petugas Damkar temukan seorang pria di Kali KBT Cakung

Pencarian dimulai dari titik awal tenggelam sampai radius 1,7 kilometer (km). Akhirnya pada pukul 13.00 WIB, korban ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dalam posisi tertelungkup dan mengambang.

Keluarga korban, kata Hasoloan, mengikhlaskan peristiwa tersebut.

"Keluarga korban yang diwakili suami korban (PP) dan kakak kandungnya (S) mengikhlaskan meninggalnya korban dan menganggap
kejadian tersebut sebagai musibah," kata Hasoloan.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024