Penurunan terjadi setelah risalah pertemuan kebijakan moneter terakhir bank sentral Jepang (BoJ) menunjukkan bank sentral mungkin menahan diri dari stimulus moneter lebih lanjut.
Risalah dari pertemuan kebijakan BoJ pada Oktober menunjukkan para pejabat mengatakan perhatian harus diberikan kepada risiko penurunan, menunjukkan bank sentral akan lebih berhati-hati tentang pelaksanaan langkah-langkah pelonggarannya.
Pada sesi sebelumnya, dolar menguat terhadap yen karena meluasnya selera risiko (risk appetite) pasar setelah kesepakatan nuklir interim dicapai antara Iran dan enam kekuatan dunia selama akhir pekan lalu di Jenewa.
Indeks dolar, yang melacak nilai greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,3 persen menjadi 80,72.
Dolar mengupas beberapa kerugian awal karena data ekonomi AS yang dirilis pada Selasa, sebagian besar positif. Unit perumahan milik pribadi AS yang disahkan dengan izin mendirikan bangunan pada Oktober berada di 1,034 juta, menandai tingkat tertinggi sejak Juni 2008, kata Departemen Perdagangan sebagaimana dikutip Xinhua.
Sementara itu, momentum kenaikan harga rumah AS tetap kuat pada kuartal ketiga, karena harga naik dua persen dari kuartal sebelumnya, Lembaga Pembiayaan Perumahan Federal (FHFA) melaporkan.
Secara terpisah, harga rumah keluarga tunggal AS untuk September membukukan keuntungan terkuat tahun ke tahun mereka sejak 2006, menurut data yang dirilis oleh S&P Dow Jones Indices untuk S&P/Case-Shiller Home Price Indices.
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh menjadi 1,3574 dolar dari 1,3576 dolar pada sesi sebelumnya dan pound Inggris naik menjadi 1,6218 dolar dari 1,6148 dolar. Sementara dolar Australia turun menjadi 0,9135 dolar dari 0,9157 dolar.
Dolar dibeli 101,24 yen Jepang, lebih rendah dari 101,65 yen pada sesi sebelumnya. Dolar bergerak turun menjadi 0,9063 franc Swiss dari 0,9119 franc Swiss dan turun menjadi 1,0545 dolar Kanada dari 1,0555 dolar Kanada.
(A026)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013