Kalau dari aspek kebijakan moneter, peredaran mata uang asing akan merugikan sistem keuangan di Indonesia. Pasti ada dampaknya kalau masyarakat tidak mau gunakan rupiah,"
Nunukan (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) merasa dirugikan dengan beredarnya uang ringgit Malaysia di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.

Hernowo Kuntoaji, Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia di Nunukan, Selasa mengungkapkan maraknya penggunaan mata uang asing (ringgit Malaysia) di wilayah tentunya berdampak sistem keuangan di Indonesia.

Ia mengaku telah mendapatkan informasi bahwa masyarakat di Pulau Sebatik yang berbatasan Negeri Sabah dan Kecamatan Krayan dengan Negeri Bagian Sarawak Malaysia yang banyak menggunakan uang ringgit Malaysia sebagai alat transaksi setiap hari.

Menurut dia, kebiasaan atau kesenangan masyarakat menggunakan mata uang asing (valuta asing) daripada mata uang sendiri (rupiah) sangat berdampak pada kebijakan moneter.

"Kalau dari aspek kebijakan moneter, peredaran mata uang asing akan merugikan sistem keuangan di Indonesia. Pasti ada dampaknya kalau masyarakat tidak mau gunakan rupiah," ucap dia.

Agar tidak semakin merebak penggunaan mata uang ringgit di kalangan masyarakat Kabupaten Nunukan, maka BI akan melakukan upaya-upaya persuasif dengan mengharapkan penerapan UU Nomor 7 tahun 2011 secepatnya, kata Hernowo Kuntoaji saat diwawancara LKBN Antara.

Ia menyadari maraknya penggunaan uang ringgit dalam setiap transaksi di Kabupaten Nunukan sangat mempengaruhi nilai uang rupiah terhadap mata uang negara jiran tersebut.

Hernowo Kuntoaji menegaskan, untuk meminimalisir gejolak rendahnya nilai tukar rupiah terhadap ringgit yang mempengaruhi tingginya harga barang perlu dilakukan upaya antisipasi kongkrit menekan peredaran uang asing tersebut.(*)

Pewarta: M Rusman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013