Kami harus kerja keras lagi menyosialisasikan pentingnya persandian pada kepada kalangan pejabat. Kalau sudah muncul security awareness, kita harapkan pejabat negara itu bisa menggunakan peralatan sandi dalam komunikasi,"
Kulon Progo (ANTARA News) - Deputi Bidang Pengamanan Persandian Lembaga Sandi Negara, Syahrul Mubarak mengatakan penyadapan informasi seperti yang dilakukan Australia terhadap Indonesia dikarenakan rendahnya kesadaran proteksi informasi di kalangan pejabat negara.
Syahrul di Kulon Progo, Selasa, mengatakan informasi dengan sifat rahasia semestinya dikelola secara matang sesuai standar pengelolaan yang ada.
"Kami harus kerja keras lagi menyosialisasikan pentingnya persandian pada kepada kalangan pejabat. Kalau sudah muncul security awareness, kita harapkan pejabat negara itu bisa menggunakan peralatan sandi dalam komunikasi," kata Syahrul.
Menurut Syahrul, penyadapan merupakan sesuatu yang biasa dilakukan di dunia intelijen. Untuk mengantisipasinya perlua dilakukan proteksi terhadap informasi yang dikomunikasikan oleh para pejabat negara, salah satunya dengan persandian.
"Kami tugasnya memfasilitasi peralatan untuk melindungi informasi yang disampaikan dipemerintahan, termasuk informasi oleh pejabat" kata dia.
Belum adanya "security awareness" terhadap pengelolaan informasi, lanjut Syahrul juga berpotensi mendatangkan kerugian jika informasi negara sampai bocor ke tangan pihak asing.
Dari sisi etika hubungan internasional, hal tersebut jelas melanggar kedaulatan sebuah negara dan tidak ada rasa menghormati. Jika suatu informasi yang bersifat sangat rahasia bocor, hal itu tak hanya menganggu hubungan kedua negara namun juga mengancam keutuhan wilayah, keselamatan bangsa, dan kedaulatan negara yang disadap.
"Solusi utama untuk menindaklanjuti peristiwa penyadapan tersebut saat ini adalah bagaimana informasi atau dokumen yang disadap itu bisa terproteksi,"katanya.
Lemsaneg dikatakannya terus berusaha meningkatkan pengamanan dokumen dan informasi dengan metode proteksi yang lebih kuat.
"Kami coba amankan sesuai jenis klasifikasi informasinya. Entah itu confidential, rahasia, atau sangat rahasia. Kalau pun bisa disadap, informasinya tetap tak bisa dibaca karena sudah terproteksi dengan sandi-sandi," katanya.(*)
Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013