Depok (ANTARA News) - Indonesia dan Australia harus mencapai normalisasi hubungan demi kepentingan yang lebih besar.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi "Masa Depan Indonesia-Australia Pasca Penyadapan" yang diselenggarakan Indonesia Strategic Policy Institute (ISPI) di Depok, Selasa.
Diskusi yang dihadiri oleh Dave McRae peneliti dari Lowy Institute Sydney, Australia, dan Rachland Nashidik dari Partai Demokrat tersebut merumuskan bahwa masalah penyadapan yang mengganggu hubungan dua negara itu harus segera diselesaikan mengingat Indonesia dan Australia memiliki hubungan yang saling tergantung.
"Apa yang harus dilakukan? Perdana Menteri Abbott mesti membantu Indonesia untuk kembali memulihkan hubungan dengan Australia," kata Rachland Nashidik.
Rachland yakin hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia akan kembali membaik mengingat konflik yang terjadi tidak seperti Indonesia dengan Malaysia beberapa waktu yang lalu.
"Kemarahan terhadap Malaysia jauh lebih parah, pom bensin Petronas di Indonesia sampai tutup, itu lebih parah daripada kemarahan kepada Australia," kata Rachland.
Selain itu Rachland mengatakan akan sangat disayangkan jika polemik antara kedua negara ini tidak diselesaikan karena ada ribuan warga Indonesia belajar di Australia.
"Ada banyak pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Australia untuk pendidikan itu untuk Indonesia juga nantinya,"kata Rachland Nashidik.
Sebaliknya, Dave McRae, peneliti dari Lowy Institute Sydney, Australia, mengatakan bahwa kunci normalisasi hubungan Indonesia dan Australia ada di tangan para pemimpin negara.
"Yang dibutuhkan adalah sesuatu yang bisa mengubah suasana supaya kedua negara bisa bekerja sama lagi, misalnya pembicaraan terbuka apalah lazim sebuah negara sahabat melakukan penyadapan," kata Dave.
"Perlu ada pembicaraan antara kedua negara dimana mereka akan sama-sama puas dan bisa menyampaikan kepada publik," Dave McRae yang lama meneliti soal konflik, demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia.
"Jadi kalau kita terpaku pada permintaan maaf, maka akan menyulitkan penyelesaian kasus ini," kata Dave McRae.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013