"Kekuatan budaya perlu diwujudkan dalam pengarusutamaan budaya..."
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Forum Budaya Dunia atau World Culture Forum (WCF) ditutup resmi pada Selasa (26/11) dengan pembacaan "Bali Promise".
Peserta forum sepakat untuk secara eksplisit mengintegrasikan budaya di semua agenda pembangunan pasca 2015.
Naskah dibacakan oleh delegasi internasional, Audrey Harare Chihota Charamba dari Zimbabwe, Shireen Mohammad Azis dari Irak, dan David Throsby dari Australia.
Naskah kemudian diserahkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh.
Forum Budaya Dunia merupakan inisiatif Indonesia dalam upaya harmonisasi budaya antarnegara.
Melalui forum ini, para peserta menggarisbawahi bahwa budaya sebagai penggerak, pengungkit, dan pengaya pembangunan berkelanjutan.
"Kekuatan budaya perlu diwujudkan dalam pengarusutamaan budaya. Maksudnya adalah menempatkan budaya dalam arus utama pembangunan berkelanjutan, bukan hanya sebagai pelengkap," katanya saat memberikan keterangan pers usai penutupan World Culture Forum di Bali International Convention Center.
Forum ini juga merekomendasikan dimensi budaya secara eksplisit terintegrasi dalam semua tujuan pembangunan berkelanjutan.
Peserta forum menyadari WCF sebagai platform permanen untuk mempromosikan peran budaya dalam pembangunan berkelanjutan dan melindungi keanekaragaman budaya dan keanekaragaman bahasa kemanusiaan.
Para peserta WCF, menyambut komitmen Indonesia untuk menjadi tuan rumah lagi pada masa mendatang.
“UNESCO sangat gembira atas kerja sama yang baik dari pemerintah Indonesia. Forum berjalan harmonis dan sukses. Dokumen ini (Bali Promise) sangat penting dan membuka jalan pembangunan kebudayaan," kata Asisten Direktur Jendral Urusan Budaya UNESCO, Francesco Bandarin. (*)
Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2013