Tomy Tius, salah seorang korban banjir di Desa Lambing, Kecamatan Muara Lawa yang dihubungi dari Samarinda, Selasa petang mengatakan, banjir yang melanda kawasan itu disebabkan luapan Sungai Lawa akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kutai Barat sejak Kamis (21/11) hingga Jumat pagi.
"Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Lawa dan tingginya curah hujan yang berlangsung sejak Kamis sore hingga Jumat pagi," kata Tomy.
Ia mengatakan, sekolah yang diliburkan akibat banjir yang melanda Desa Lambiang sejak empat hari terakhir yakni, Sekolah Dasar (SD) 01, 02 dan 03 Kecamatan Muara Lawa, SMPN 8 dan SMA Negeri 9 Sendawar.
"Selain sekolah diliburkan sejak Sabtu (23/11), Banjir juga menyebabkan pelayanan di Puskesmas terganggu," katanya.
Menurut Tomy, banjir yang melanda sejumlah desa yakni Desa Lambing, Kampung Muara Lawa, Kampung Damai, Payung, Cempedas dan Banggeris di Kecamatan Muara Lawa menyebabkan sejumlah warga terpaksa mengungsi.
Dia mengatakan, ketinggian air di bebarapa kawasan bahkan mencapai tiga meter.
Banjir yang melanda kawasan itu, kata Tomy, menyebabkan jalur transportasi dari Kota Melak, ibukota Kabupaten Kutai Barat menuju Kota Samarinda, tergenang.
"Sampai sore ini, kami tetap was-was sebab ketinggian air tetap bertahan sementara cuaca masih tetap mendung," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, di Desa Dingin sebanyak 450 rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 20--100 sentimeter.
Sementara di Kampung Lambing, tercatat 415 rumah yang dihuni 428 KK terendam dengan ketinggian air mencapai 20--120 centimeter.
Di Kampung Cempedas, sebanyak 105 rumah yang dihuni 121 KK terendam dengan ketinggian air dalam rumah warga 10--15 centimeter.
Di Kampung Muara Lawa, lanjut Wahyu, tercatat 420 rumah yang dihuni 450 KK terendam dengan ketinggian air 20--100 sentimeter.
Di Kampung Banggeris sebanyak 56 rumah dengan 61 KK terendam dengan ketinggian air 20--150 sentimeter.
(A053/M025)
Pewarta: Amirullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013