Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Indonesia dan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan terus siap mengupayakan perdamaian dunia yang banyak diwarnai konflik. "ASEAN, baik secara individu maupun bersama-sama, akan terus memainkan peranannya dalam setiap upaya penyelesaian konflik," kata Presiden, ketika hadir dalam ASEAN 100 Leadership Forum 2006 di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu malam. Dalam acara yang bertajuk "Securing Southeast Asia`s Place in The World" itu hadir sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu, diplomat ASEAN, juga Perdana Menteri Timor Leste, Jose Ramos Horta. Presiden Yudhoyono mengakui kadang-kadang konflik yang ada di dunia sulit untuk diselesaikan namun jika semua pihak mengikuti aturan main yang berlaku, maka ketegangan akan dapat dikurangi . Karena itu, Yudhoyono menekankan bahwa dunia harus membangun mekanisme yang mendorong bahwa setiap konflik diseleaikan secara damai melalui diplomasi, bukannya dengan peperangan. PBB proaktif Kepala Negara juga menegaskan Perserikatan Bangsa-bangsa harus lebih proaktif menjaga perdamaian serta rajin berkomunikasi dengan negara atau wilayah-wilayah yang menghadapi masalah. Dalam acara tersebut, Presiden Yudhoyono memberikan pidato dengan tema "Mentransformasi (mengubah, red) Indonesia". Menurut Presiden, Indonesia adalah salah satu contoh sukses bagaimana transformasi berjalan, yaitu bahwa dalam delapan tahun terakhir Indonesia telah menjadi negara demokrasi ketiga terbesar di dunia. Ia menekankan bahwa transformasi sangat penting dilakukan oleh bangsa sebuah negara. "Bangsa yang paling sukses adalah bangsa yang paling dapat beradaptasi (dengan perkembangan situasi dan kondisia, red)," katanya. "Transformasi bukan hanya berarti melakukan perubahan, tapi juga kemampuan untuk berpindah kepada paradigma baru, menyusun kembali prioritas, membangun keahlian," tambahnya. Gubernur Kalifornia di AS, Arnold Schwazenegger, Malaysia dan Rwanda disebutnya sebagai contoh pihak-pihak yang berhasil bertransformasi. Arnold, bocah kurus asal Austria itu, berhasil mengubah bentuk badannya sedemikian rupa sehingga ia menjadi 'Mr Universe'. Arnold kemudian menembus Hollywood, yaitu menjadi bintang film dan setelah itu membangun karir di bidang politik hingga terpilih menjadi gubernur Kalifornia. "Arnold tidak hanya melakukan perubahan, tapi juga melakukan transformasi berkali-kali. Ia membangun keahlian-keahlian baru, dari seputar otot, keartisan, hingga politik," kata Yudhoyono. Malaysia, imbuhnya, telah bertransformasi menjadi bangsa yang berbasis pada manufaktur serta menjadi bangsa dengan perdagangan kelas satu. Sementara Rwanda, yang beberapa tahun belakangan kerap dililit dengan masalah perang sipil serta pembersihan etnis, saat ini telah menjadi negara yang stabil dan demokratis. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Rwanda juga dianggapnya mengagumkan, yaitu 10 persen dalam 10 tahun terakhir --tertinggi kedua di antara negara-negara Afrika. Menurut Yudhoyono, ada sejumlah hal yang menyebabkan terjadinya transformasi, yaitu krisis; kebutuhan mengatasi kekurangan; diciptakannya 'agenda setting'; debat di antara pemimpin suatu negara; stimulus --misalnya berupa ide, tekonologi, investasi, pendidikan; reformasi lembaga; serta konsensus nasional. (*)

Copyright © ANTARA 2006