... Sangat cantik apa yang dijelaskan Pak Kamir, ini teknologi yang patut ditiru... "
Bogor, Jawa Barat (ANTARA News) - Sekitar 30 orang guru dan sejumlah komunitas dari Malaysia belajar mengenai biopori langsung dari pencipta teknologi tersebut, Ir Kamir R Brata, di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Selasa.


Ini satu lagi bentuk pengakuan internasional atas keunggulan hasil karya anak bangsa Indonesia.

"Kami ingin belajar langsung mengenai biopori dari penemunya," kata Shaari Ahmad Juden, Penyelaras Koordinator rombongan Local Agenda 21 Kuala Lumpur.

Juden menjelaskan, Local Agenda 21 Kuala Lumpur organisasi masyarakat yang peduli lingkungan.
30 peserta anggota kelompok itu ikut serta, terdiri guru SMA sejumlah sekolah, swasta dan pemerintahan di Malaysia.

"Sesuai amanat dari wali kota Kuala Lumpur, kami memiliki tugas mewujudkan penyelamatan lingkungan," kata dia.

Menurut dia, biopori salah satu teknik yang dapat diterapkan di Malaysia menjaga lingkungan.

"Karena teknologi biopori ini sangat sederhana. Siapapun bisa menerapkannya, murah dan mudah," ujarnya. Jika nanti akan diterapkan di Malaysia, kata dia, Brata diundang ke Malaysia.

Brata menyebutkan, teknologi biopori telah banyak yang menyosialisasikannya ke sejumlah negara, di antaranya Australia dan Malaysia.

Namun, sebagai penemu teknologi Lubang Resapan Biopori, dia belum pernah mempresentasikannya ke Malaysia ataupun Australia.

"Ini untuk pertama kali saya mempresentasikan biopori ke masyarakat Malaysia. Banyak yang memperkenalkan biopori ke masyarakat luas, tapi banyak yang salah," ujar Brata.

Kalangan pemerhati lingkungan di Malaysia juga menyatakan, teknologi biopori yang dikembangkan Brata ini mereka ketahui dari satu institusi di Surabaya.

"Tapi berbeda, biopori yang diajarkan di Surabaya itu harus memasukkan paralon sepanjang sampai 30 cm ke dalam lubang. Tapi setelah kami tengok langsung cara pembuatannya dengan ahlinya ternyata tidak sama, yang dipaparkan modelnya lebih sederhana dan murah," ujar seorang peserta dari Malaysia itu.

Latifah HJ Arshad, guru matematika dari SMK Sentul Utama, Malaysia, mengaku, teknologi lubang resapan biopri sebagai "teknologi cantik" alias canggih namun sederhana.

"Sangat cantik apa yang dijelaskan Pak Kamir, ini teknologi yang patut ditiru. Saya akan coba di rumah saya dulu. Baru nanti saya kenalkan di sekolah," ujar guru yang gemar ngeblog ini.

Hal serupa juga disampaikan Lee Li Fung, koleganya di sekolah itu. "Bagus sekali, biopori tidak harus di tanah yang luas, dan mudah dibuat," katanya.

Teknologi lubang resapan biopori yang dikembangkan Brata bermanfaat mengatasi banjir.

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat at ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm atau kurang jika air tanah dangkal.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013