“Halving tahun ini memiliki sedikit keunikan dan perbedaan dari halving-halving sebelumnya karena harga Bitcoin telah memasuki siklus bull market dan mencapai all time high (ATH) pada 14 Maret 2024 sebelum momentum terjadinya halving sebesar Rp1,1 miliar. Namun, saat halving terjadi, harga Bitcoin justru turun ke angka Rp1,03 miliar,” kata dia dalam keterangan resmi, Jakarta, Sabtu.
Penurunan harga Bitcoin disebabkan dampak dari konflik geopolitik antara Iran dengan rezim Israel.
Efek dari halving baru dirasakan pasca supply Bitcoin dipotong setengahnya. Biasanya, harga Bitcoin dapat mengalami peningkatan dua kali lipat atau lebih setelah halving.
Secara historis, pasar kripto akan memperlihatkan pertumbuhan positif pada enam hingga delapan bulan ke depan dan naik menuju ATH baru sesudahnya. Kendati demikian, ucapnya, perlu diingat bahwa akan terjadi penyesuaian harga yang harus diperhatikan oleh para investor dan pedagang (trader) kripto pasca halving.
“Ini adalah halving keempat saya dan halving ketiga untuk Indodax. Momentum ini merupakan momentum yang sangat bersejarah dan sudah kita nanti-nantikan. Halving Bitcoin memang dikenal sebagai momen empat tahun sekali, namun lebih tepatnya halving akan terjadi ketika reward miners berkurang setengahnya setelah selesai menambang 210 ribu blok,” ungkap Oscar.
Dia memperkirakan siklus bull market ini akan terjadi hingga pertengahan tahun 2025.
Jika dibandingkan halving pada tahun-tahun sebelumnya, halving tahun 2024 terjadi satu bulan lebih cepat dari halving tahun 2020 yang terjadi di bulan Mei dan dua bulan lebih cepat dari halving tahun 2016 pada bulan Juli. Karena itu, diprediksi bull market kripto takkan berakhir pada akhir tahun 2024, tetapi di kuartal I dan kuartal II tahun 2025.
Selama hari-hari menjelang halving, Oscar menceritakan bahwa terjadi peningkatan signifikan dalam aktivitas transaksi Bitcoin. Pada Kamis (4/4), lebih dari 450 ribu transaksi terkonfirmasi setiap hari selama 11 hari berturut-turut yang diikuti tren kenaikan biaya transfer dimulai sejak Selasa (9/4) dari 2,86 dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 9,09 dolar AS hanya dalam waktu tiga hari.
“Hal ini membuktikan meskipun terkesan harga Bitcoin pada halving kali ini menurun, antusiasme dan minat para investor dan trader terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya tetap tinggi. Hal ini karena efek dari halving tidak terbatas pada satu hari saja, tetapi berdampak panjang pada periode setelah halving nanti. Hal ini juga menunjukkan bahwa para investor dan trader percaya pada potensi jangka panjang dari aset kripto,” ujar CEO Indodax.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024