Pasangan suami istri peminat program bayi tabung di Kota Mataram cukup banyak yang ingin memiliki keturunan.
Mataram (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencatat, hingga saat ini puluhan pasangan suami istri (pasutri) sudah mendaftar untuk ikut program layanan bayi tabung yang ditargetkan mulai bulan Juni 2024.
"Kalau kita kalkulasi, jumlah pendaftar program bayi tabung ini sekitar 20 lebih," kata kata Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dr Hj Ni Ketut Eka Nurhayati di Mataram, Sabtu.
Pasangan suami istri peminat program bayi tabung di Kota Mataram, menurutnya, cukup banyak yang ingin memiliki keturunan.
Baca juga: Tingkat keberhasilan program IVF minim obat sama dengan konvensional
Kondisi itu terlihat, kata Eka, yang juga membuka praktek spesialis kandungan, terhadap pasien-pasien yang ditangani.
"Banyak pasien-pasien saya yang belum dan ingin memiliki keturunan, saya rujuk ikut program bayi tabung ke sejumlah rumah sakit di luar kota seperti ke Bali, Surabaya, dan Bandung," katanya.
Terkait dengan itu, katanya, sebagai tahap persiapan pembukaan layanan bayi tabung pada Juni 2024, RSUD terlebih dahulu akan melakukan uji coba layanan bayi tabung jadwalkan selama bulan Mei 2024.
Uji coba akan dilakukan terhadap sistem operasi laboratorium karena persiapan laboratorium harus benar-benar maksimal.
"Laboratorium, harus kita pastikan berfungsi maksimal dan tidak boleh main-main," katanya.
Selain itu, akan dilakukan pelatihan terhadap semua sumber daya manusia (SDM) pendukung serta akan digelar seminar awal sebagai tahap sosialisasi dan informasi kepada masyarakat bahwa RSUD Mataram sudah punya laboratorium bayi tabung.
Baca juga: Kato Ojin Fertility Center tawarkan program kehamilan stimulasi ringan
"Harapan kita, program bayi tabung di RSUD Kota Mataram bisa membantu serta memudahkan pasangan suami istri yang ingin memiliki keturunan," katanya.
Sementara menyinggung tentang biaya, Eka mengatakan, proses program bayi tabung ini tidak ditanggung BPJS sehingga untuk biaya layanan bayi tabung sekitar Rp50 juta hingga Rp100 juta dan akan masuk menjadi pendapatan baru daerah.
Besaran biaya yang dikeluarkan tergantung dari usia apalagi usia pasien sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan bayi tabung. Apalagi kalau usia sudah di atas 30 tahun sebab cadangan sel telur berkurang.
"Angka keberhasilan bayi tabung, sekitar 40 persen. Tapi untuk mengoptimalkan, kita dukung dengan peralatan dan persiapan-persiapan maksimal," katanya.
Eka mengatakan, apabila layanan bayi tabung di RSUD Kota Mataram sudah dibuka, maka akan menjadi pusat layanan bayi tabung satu-satunya di wilayah NTB dan NTT (Nusa Tenggara Timur).
"Layanan ini kita buka semata-mata karena kebutuhan masyarakat, bukan semata-mata untuk menambah pendapatan daerah," katanya.
Lebih jauh Eka menambahkan, untuk membuka layanan bayi tabung ini, RSUD Kota Mataram membutuhkan anggaran sekitar Rp25 miliar untuk berbagai peralatan, tata ruang, dan SDM.
"Fasilitas inkubator kita juga relatif besar sehingga pasien tidak perlu antre terlalu lama," katanya menambahkan.
Baca juga: Doktor UI: Embrio faktor penting keberhasilan proses bayi tabung
Pewarta: Nirkomala
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024