Jakarta (ANTARA) - Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju.
Kunjungan ke Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jumat, untuk bertemu Prabowo merupakan agenda kedua Tony Blair di Jakarta setelah dia bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Kamis (18/4).
Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup, Blair dan Prabowo sepakat perlu ada strategi transformasi bangsa untuk memperbaiki kualitas hidup rakyat Indonesia sekaligus meningkatkan kesejahteraan.
Untuk mewujudkan strategi itu, keduanya juga sepakat stabilitas negara, termasuk dalam bidang keamanan juga menjadi faktor penting.
"Selain itu, diperlukan berbagai upaya strategis, seperti pengentasan kemiskinan ekstrem melalui pemberian makanan bergizi, pemberdayaan ekonomi lokal, transformasi digital, serta penerapan inklusi keuangan. Semua itu merupakan langkah transformasi untuk menjadi negara maju,” kata Direktur Tony Blair Institute untuk Indonesia Shuhaela Haqim menyampaikan isi pertemuan Tony Blair dan Prabowo.
Baca juga: Presiden Jokowi-Tony Blair bahas rencana investasi energi di IKN
Blair, yang saat ini juga menjabat Anggota Dewan Penasihat Ibu Kota Nusantara (IKN), memanfaatkan pertemuannya dengan Prabowo untuk mengucapkan selamat secara langsung atas terpilihnya dia sebagai Presiden ke-8 RI pada Pemilu 2024.
Di pengujung pertemuan, Prabowo saat mengantarkan tamunya ke mobil, mendapatkan cendera mata dari Blair berupa buku memoar tentang perjalanan hidupnya berjudul "A Journey". Buku yang ditulis sendiri oleh Blair itu menceritakan perjalanan karier politiknya yang puncaknya saat dia menjabat Perdana Menteri Inggris dua periode 1997–2007.
Dalam pertemuan itu, Blair didampingi pejabat dari Tony Blair Institute, yaitu Shuhaela Haqim, Direktur TBI untuk Wilayah Asia Jalil Rasheed, dan Direktur Regional TBI untuk Wilayah Asia Tenggara Damian Hickey.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Kamis (18/4), Blair diminta oleh Presiden Jokowi untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia.
"Kami diminta Pak Presiden bersama Pak Menteri Investasi untuk mendampingi kehadiran Pak Tony Blair. Salah satu yang terkait dengan kami adalah transformasi digital birokrasi Indonesia," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Anas saat jumpa pers selepas pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta.
Baca juga: Presiden minta mantan PM Inggris percepat transformasi digital di RI
Azwar menjelaskan bahwa Tony Blair sebelumnya sempat menyambangi Kantor Kementerian PAN-RB untuk melakukan koordinasi dalam transformasi digital.
Menurut Blair, digitalisasi merupakan langkah tepat untuk melipatgandakan pencapaian negara dan meningkatkan efisiensi dalam birokrasi.
Oleh karena itu, Kementerian PAN-RB didampingi tim Tony Blair Institute telah mengeksekusi langkah-langkah menuju akselerasi transformasi digital, salah satunya studi banding ke Inggris dan Estonia.
Selanjutnya, tim Tony Blair Institute juga akan meluncurkan INA Digital dalam waktu dekat sebagai bagian dari teknologi (GovTech) untuk menyatukan berbagai sistem layanan publik.
"Sekarang ini begitu banyak aplikasi, ada 27.000 aplikasi. Setiap inovasi selama ini membuat aplikasi sehingga bukan mempermudah rakyat untuk mendapatkan layanan, tapi mempersulit rakyat untuk download satu-satu," kata Anas.
Baca juga: Airlangga dan Blair bahas pentingnya jaga Indo-Pasifik bebas konflik
Baca juga: Menkominfo bahas transformasi digital saat bertemu dengan Tony Blair
Baca juga: Tony Blair sebut IKN jadi simbol perubahan bagi dunia
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024