"Kita memang perlu menyikapi tahun politik secara baik. Mestinya, di dalam Islam sendiri itu sudah termasuk politik, tidak perlu diragukan lagi. Islam itu adalah agama politik," katanya di Semarang, Minggu.
Hal tersebut diungkapkannya di sela "Reuni Akbar Alumni Ponpes Salafiyyah Al Munawir Semarang dan Haul Ke-23 K.H. Abdus Shomad" yang dihadiri oleh alumni ponpes dan sejumlah kalangan ulama di Jawa Tengah.
Ulama-ulama yang hadir dan mendampingi, di antaranya K.H. Dzikron Abdullah (Ketua Jamiyah Thoriqoh Nahdlatul Ulama Jawa Tengah), K.H. Amin Budi Harjono (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah, Bulusan, Semarang).
Kemudian, Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotun Nimah, K.H. Mohammad Ali Shodiqin yang juga Penasihat Laskar Joko Tingkir, dan Gus Lukman Syaiful selaku Sekretaris Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Jateng.
Rifai yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Cabang (MPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Semarang mengungkapkan kalangan umat Islam harus menyikapi tahun politik (2013-2014) ini dengan cara yang santun.
"Ya, cara politik yang dilakukan harus dilandasi untuk mengabdi kepada Allah SWT. Sikapi tahun politik sekarang ini dengan cara kembali kepada Allah SWT selaku penguasa dunia dan seisinya," katanya.
Berkaitan dengan gejolak di masyarakat yang mungkin muncul pada tahun politik, ia berpendapat bahwa sumber gejolak yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena adanya kesenjangan di dalam perekonomian.
Kesenjangan yang terjadi di masyarakat, terutama ekonomi, kata dia, bisa menyebabkan kerawanan-kerawanan sehingga pemerintah harus bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya menyejahterakan rakyat.
"Seseorang yang fakir bisa menjadi kufur. Itulah sumber permasalahannya. Karena itu, negara harus bisa membangkitkan ekonomi secara baik dan benar sehingga tidak ada lagi kesenjangan," kata Rifai.(*)
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013