Kalau di negara produsen seperi Australia sapi memiliki kelas-kelasnya sesuai kualitasnya, hal serupa juga akan diterapkan di Indonesia,"
Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Peternakan Syukur Iwantoro mengatakan pihaknya tengah mengembangkan sapi unggulan dalam upaya mewujudkan swasembada daging sapi di Indonesia.
"Kalau di negara produsen seperi Australia sapi memiliki kelas-kelasnya sesuai kualitasnya, hal serupa juga akan diterapkan di Indonesia," kata Syukur di Jakarta, Minggu.
Syukur mengatakan, sapi lokal Indonesia seringkali dianggap kualitasnya jelek, kecil-kecil, dan lain sebagainya sehingga pengusaha atau peternak jarang mengembangkannya.
Syukur berpendapat kualitas sapi lokal sebenarnya tidak kalah dengan impor hanya saja karena tidak ada sertifikat dan kelasnya membuatnya tidak menarik.
"Harga sapi dengan kualitas 1 dan 2 misalnya harganya dianggap sama tentunya bagi peternak dianggap tidak menarik, itulah yang kita perbaiki," jelas Syukur.
Syukur mengatakan, melalui Ditjen Peternakan akan dikembangkan bibit sapi berdasarkan kelas-kelasnya seperti sapi impor kelas 1 harganya bisa mencapai Rp170 juta, sedangkan kelas 2 dihargai Rp45 - 50 juta, dan kelas 3 Rp30 juta, sedangkan sapi potong Rp10 juta.
Syukur mengatakan, dalam hari pangan sedunia di Padang Sumatra Barat pihaknya (Ditjen Peternakan) mengajukan sejumlah solusi diantaranya menangani sistem pembibitan lebih baik lagi berkerja sama dengan perguruan tinggi.
Sebagai tahap awal, kata Syukur, Ditjen Peternakan akan mensertikasi pembibitan sapi lokal di Aceh, Bali, dan Madura Jawa Timur, jelas dia..
Seperti di Bali akan dikembangkan di pulau Nusapenida yang akan dibangun cubang-cubang penampungan air sehingga bobot sapi akan terjaga di pulau yang dimusim kemarau sulit air, jelas dia.
Sedangkan di Aceh akan dikembangkan di Pulau Raya, serta di Madura Jawa Timur akan dikembangkan di Pulau Sapudi, jelas Syukur.(*)
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013