Harga rights issue WIKA Rp197 per saham cukup menarik, mengingat Book Value Per Share (BVPS) Rp641.Berpotensi membuat investor cuan ke depan.
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Keuangan dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee mengatakan aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) II atau right issue PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berpotensi memberikan keuntungan kepada investor ke depan.
“Harga rights issue WIKA Rp197 per saham cukup menarik, mengingat Book Value Per Share (BVPS) Rp641. Berpotensi membuat investor cuan ke depan,” ujar Hans saat dihubungi oleh ANTARA di Jakarta, Jumat.
WIKA berencana menawarkan 46,81 miliar saham baru seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham, dengan harga pelaksanaan rights issue ditetapkan sebesar Rp197 per saham atau setara 83,92 persen dari modal yang telah ditempatkan.
Baca juga: Penjualan Wijaya Karya naik 4,9 persen jadi Rp22,53 triliun di 2023
Perkiraan dana yang akan diperoleh dalam aksi ini adalah senilai Rp9,2 triliun.
“Pastikan pembeli siaga dan lakukan rights issue, karena prospek perusahaan masih sangat baik,” ujar Hans.
Rights issue ini juga merupakan bagian dari partisipasi Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp6 triliun, dan sisanya sekitar Rp3,2 triliun akan diserap dari investor publik.
“Rights issue sekarang tepat, apa lagi ada PMN dari pemerintah,” ujar Hans.
Baca juga: Modal keluar di pasar saham berpotensi naik imbas konflik Iran-Israel
Dana hasil rights issue WIKA ditujukan untuk menyelesaikan beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN), dan sejumlah proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang ditargetkan rampung pada 2024 - 2025.
Selain itu, juga digunakan untuk memperkuat struktur permodalan, meningkatkan kinerja, dan memperbaiki kondisi keuangan.
“WIKA perusahaan yang bagus, sedang menghadapi beberapa masalah. Tentu rights issue akan cukup bagus untuk menarik dana Rp3,2 triliun (publik), dan sebagian bisa dipakai untuk melunasi hutang,” ujar Hans.
Setiap pemegang 100 juta saham biasa yang terdaftar dalam daftar pemegang saham perseroan pada 18 April 2024 berhak atas 521,98 juta HMETD.
Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD atau cum-right di pasar reguler dan negosiasi adalah 16 April 2024, sedangkan di pasar tunai berlangsung pada 18 April 2024.
Baca juga: BEI : Tensi politik Timur Tengah salah satu penyebab anjloknya IHSG
Perdagangan dan pelaksanaan HMETD akan berlangsung di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan di luar bursa selama lima hari kerja, mulai dari 22 April 2024 hingga 26 April 2024.
Pencatatan saham baru seri B hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di BEI pada tanggal 22 April 2024.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024