Serangan itu terjadi di desa Sandiya pada Kamis di negara bagian Borno, kubu Boko Haram, tetapi rincian lambat muncul mengingat komunikasi putus di daerah tersebut.
Borno Nigeria adalah salah satu dari tiga daerah di mana keadaan darurat telah dipaksakan dan di mana militer telah menutup jaringan telepon selular dalam upaya untuk memblokir gerilyawan dari koordinasi serangan.
"Para preman menyerang masyarakat dan menewaskan 12 orang," kata Komisari Kepolisian Borno Tanko Lawal kepada wartawan dalam sebuah pernyataan email.
Dia mengatakan mereka membakar sejumlah rumah dan mencuri beberapa kendaraan di desa sekitar 85 kilometer (50 mil) dari ibu kota negara bagian Maiduguri.
"Orang-orang bersenjata berada dalam misi balas dendam," kata warga Sabitu Sandiya Ali, yang mengidentifikasi penyerang sebagai para pejuang "Boko Haram".
"Mereka menuduh kami berkolaborasi dengan petugas keamanan dalam melacak mereka," tambahnya.
Ali mengatakan bahwa sekitar 30 penyerang menyerbu kota dalam konvoi truk dan menembak di mana-mana.
Dia dan korban lainnya menceritakan serangan itu kepada wartawan di Maiduguri.
Dalam beberapa bulan terakhir, gerilyawan telah melakukan gelombang serangan di daerah terpencil timur laut seperti Sandiya, menewaskan ratusan warga sipil.
Serangan militer, diluncurkan ketika keadaan darurat dinyatakan
Mei, sebagian berhasil mengusir kelompok gerilyawan dari pusat-pusat besar penduduk seperti Maiduguri, namun serangan-serangan terus berlanjut di daerah terpencil, termasuk Sandiya.
Ratusan warga sipil telah tewas dalam beberapa pekan terakhir.
Boko Haram dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat pekan lalu, kini sedang berjuang untuk membentuk negara Islam di utara Nigeria yang mayoritas berpenduduk Muslim.
Konflik telah menewaskan ribuan orang sejak tahun 2009.
Nigeria telah memperluas langkah-langkah darurat sampai Mei dalam upaya menghancurkan pemberontakan secara permanen, demikian AFP melaporkan.
(SYS/H-AK)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013