Tom Wheeler memicu badai kritik pada Kamis lalu saat dia mengatakan FCC mempertimbangkan dibolehkannya penumpang pesawat menggunakan telepon untuk menelepon atau sms selama penerbangan.
Para ahli mengingatkan bahwa penumpang tidak akan menyambut baik kemungkinan mendengar obrolan tetangganya selama terbang. Maskapai penerbangan menyatakan keprihatinannya atas usulan tersebut, dan persatuan pramugari mengatakan para penumpang menolak penggunaan telepon dan memaksa FCC untuk tidak melanjutkan usulan itu.
"Kami paham banyak penumpang akan lebih memilih tidak menelepon di dalam pesawat. Saya juga merasa begitu," kata Wheeler dalam pernyataannya.
Tidak ada "alasan teknis" untuk menghalangi penggunaan telepon genggam dalam pesawat, dan peran FCC adalah untuk menyarankan adanya isu keamanan atas penggunaan telepon dalam pesawat.
"Akhirnya, jika FCC menyetujui usulan itu pada beberapa bulan ke depan, itu akan jadi keputusan maskapai penerbangan, setelah ada perundingan dengan pelanggannya apakah diijinkan menelepon saat terbang," kata Wheeler.
Pada pertemuan FCC yang ke-12 Desember nanti akan dilakukan pemungutan suara atas usulan tersebut.
Itu kesempatan maskapai penerbangan memutuskan apakah akan mengijinkan penumpang menelepon, mengirim sms atau menggunakan data dan servis meneleponnya sendiri, meski bukan saat takeoff atau landing.
Bulan lalu, Federal Aviation Administration mengatakan mereka akan mengijinkan perluasan penggunaan alat elektronik di dalam kabin pesawat terbang, mengakhiri pelarangan yang sudah sangat lama ada.
Namun, alat itu masih tidak diijinkan terhubung dengan jaringan apa pun di tanah, dan aturan FCC telah lama melarang penggunaan telepon genggam di dalam kabin pesawat terbang, demikian Reuters melaporkan.
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013