Cianjur (ANTARA) - Kebun Raya Cibodas (KRC) di Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat mencatat bunga bangkai raksasa dengan nama Latin amorphophallus titanum yang merupakan jenis bunga tertinggi dunia akan mekar di pekan ketiga April dengan tinggi mencapai 3,5 meter.

Koordinator Pelaksana Fungsi dan Humas KRC BRIN, Winarni di Cianjur Kamis, mengatakan saat ini, kuncup bunga bangkai raksasa setinggi 2,28 meter masih bisa bertambah tinggi saat mekar sempurna, dimana per hari bertambah 20 centimeter.

“Saat akan mekar seperti saat ini paling bertambah setinggi 10 sentimeter dalam sehari, sehingga perkiraan saat mekar tingginya mencapai 3,5 meter lebih,” katanya.

Dia menjelaskan, mekarnya bunga bangkai raksasa hanya dalam waktu singkat sekitar dua hari sebelum akhirnya kembali pada masa tidur atau dorman. Bunga bangkai raksasa sangat sensitif, ketika ada yang menyentuh tunas-nya dapat mempercepat mekar dan langsung masuk fase dorman.

Termasuk ketika cuaca ekstrem atau kurang bagus dapat mempersingkat masa mekarnya, sehingga pihaknya membentuk tim peneliti khusus dari BRIN untuk memantau pertumbuhan dari bunga bakai secara ketat, termasuk membersihkan ranting dan daun pohon yang dapat mengganggu mekarnya bunga bangkai.

"Bunga bangkai yang akan mekar ini, merupakan anakan dari umbi induk yang dibawa dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Jambi, dimana saat ini di KRC ada 10 anak yang berhasil dibudidayakan," katanya.

Sedangkan induknya ditanam di KRC sejak tahun 2000 dibawa dalam bentuk umbi, pernah menjadi bunga bangkai tertinggi di dunia tahun 2020 dan belum ada yang mengalahkan rekor-nya sampai saat ini dimana tingginya mencapai 4 meter lebih.

"Induk bunga bangkai raksasa itu telah memperlihatkan tunasnya, menyembul dari balik dedaunan sekitar lima sentimeter, harapan kami masuk fase generatif atau masa berbunga, sehingga dapat menjadi bunga bangkai tertinggi yang mekar di dunia," katanya.

Direktur Kebun Raya Cibodas, Marga Anggriyanto, mengatakan dengan mekarnya bunga bangkai raksasa di akhir bulan April, akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke KRC, sesuai dengan fungsinya sebagai obyek wisata konservasi, penelitian, wisata, edukasi, dan jasa lingkungan.

Bahkan pihaknya dalam waktu dekat akan membuka taman nephentes atau taman tumbuhan pemakan serangga yang berasal dari wilayah Indonesia dan luar negeri, sehingga ada lokasi baru untuk wisatawan menikmati liburan sambil menimba ilmu tentang tumbuhan.

"Setiap bunga bangkai mekar di KRC angka kunjungan mencapai ribuan orang, semoga dengan mekarnya bunga bangkai raksasa di akhir bulan ini dapat menarik wisatawan lebih tinggi lagi," katanya.

Baca juga: Bunga bangkai raksasa mekar sempurna saat libur lebaran
Baca juga: BRIN kaji upaya konservasi bunga Rafflesia di luar kawasan lindung
Baca juga: Kebun Raya Bali hadirkan bazar kuliner semarakkan libur Lebaran

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024