Delegasi CAJ menunjukkan solidaritasnya dalam aksi damai ini guna memberikan pesan yang sangat keras bahwa pembunuhan terhadap wartawan harus disikapi bukan karena dorongan politis, melainkan kemanusiaan,"
Manila (ANTARA News) - Anggota delegasi Konfederasi Wartawan ASEAN dari Indonesia, Malaysia, dan Vietnam, Sabtu malam, menunjukkan solidaritas mereka kepada ratusan jurnalis Filipina yang memperingati empat tahun Pembantaian Maguindanao dan menyerukan penghentian kekerasan terhadap pekerja media.
Sekretaris Tetap CAJ Akhmad Kusaeni dan para anggota delegasi Konfederasi Wartawan ASEAN (CAJ) membaur dengan ratusan orang jurnalis Filipina yang mengikuti acara peringatan dengan berjalan kaki ke kawasan "Mandiola Peace Arch" Manila yang diorganisasi pengurus Asosiasi Wartawan Filipina (NPCP) itu.
Ketua Umum NPCP yang juga Presiden CAJ periode 2013--2015 Benny Antiporda memimpin langsung aksi damai yang dipusatkan di sebuah perempatan jalan yang dekat dengan pintu masuk utama kawasan Istana Malacanang tersebut.
Menurut Akhmad Kusaeni, keikutsertaan anggota delegasi CAJ dalam aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas sebagai sesama pekerja media.
"Delegasi CAJ menunjukkan solidaritasnya dalam aksi damai ini guna memberikan pesan yang sangat keras bahwa pembunuhan terhadap wartawan harus disikapi bukan karena dorongan politis, melainkan kemanusiaan," katanya.
"Jadi jangan bunuh si penyampai pesan (wartawan, red.). Kekerasan terhadap wartawan harus dihentikan," kata Kusaeni yang juga Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara ini.
Kekerasan terhadap wartawan, lanjut Kusaeni, tidak hanya terjadi di Filipina, tetapi juga di banyak negara di dunia.
Bahkan, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pun terus mendorong aparat berwenang untuk menuntaskan penyelesaian atas kasus pembunuhan wartawan Harian Bernas Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin pada tahun 1996, katanya.
Sementara itu, dalam acara memperingati peristiwa yang menewaskan 32 orang wartawan Filipina itu, banyak peserta aksi yang membawa obor dan meniup peluit untuk menarik perhatian pengguna jalan.
Mereka pun melengkapi diri mereka dengan belasan poster berisi seruan tentang "perlindungan terhadap kebebasan pers" dan "penghentian pembunuhan terhadap wartawan.
Benny Antiporda dan sejumlah aktivis NPCP juga mengisi acara tersebut dengan silih berganti menyampaikan pidato berisi seruan kepada otoritas Filipina agar menegakkan keadilan bagi para korban dan keluarga korban kekerasan yang terjadi pada tanggal 23 November 2009 itu.
Setelah menggelar aksi sekitar dua jam sejak pukul 18.00 waktu Manila itu, para peserta aksi membubarkan diri setelah membakar sebuah boneka berbentuk alat berat "beko" yang terbuat dari rangka kayu berbalut kertas.
Sidang Umum Ke-17 CAJ yang berakhir Jumat malam di Manila menghasilkan Deklarasi Manila yang memuat dukungan CAJ pada penghormatan terhadap kebebasan pers dan pengakuan pada pentingnya peran Pemerintah Filipina dalam menegakkan keadilan bagi para keluarga korban pembantaian di Maguindanao.
Delegasi PWI dalam pertemuan di Manila itu terdiri atas Saiful Hadi, Akhmad Kusaeni, Bob Iskandar, Rahmad Nasution, dan Solon Sihombing.(*)
Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013