Addis Ababa (ANTARA) - Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Afrika (UNECA) menyerukan negara-negara Afrika untuk memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh perkembangan terbaru dalam industri baterai dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) global.
UNECA menyampaikan seruan itu saat menggelar pertemuan tinjauan teknis tentang implementasi zona ekonomi khusus lintas perbatasan untuk industri baterai dan EV, yang akan didirikan di Republik Demokratik Kongo (RDK) dan Zambia, dengan bantuan UNECA dan Bank Ekspor-Impor Afrika, menurut pernyataan yang dirilis pada Senin (15/4) malam.
Eunice Kamwendo, direktur Kantor Subregional UNECA untuk Afrika Selatan, menekankan keuntungan dari inisiatif baterai dan EV di kedua negara tersebut untuk kontribusinya terhadap pembangunan sosial-ekonomi dan transformasi struktural.
Menurutnya, inisiatif ini akan memberikan nilai tambah pada mineral-mineral yang sangat penting dalam produksi EV, menarik investasi langsung asing dan domestik di sektor ini, menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan, serta berkontribusi terhadap transformasi ekonomi secara keseluruhan.
Zona ekonomi khusus gabungan yang direncanakan tersebut akan mendorong aglomerasi manufaktur di kedua negara dan di seluruh benua Afrika, sekaligus menjembatani kesenjangan teknologi di sektor ini, kata Kamwendo.
"Inisiatif ini memberikan peluang yang sangat besar untuk mentransformasi ekonomi regional dan seluruh Afrika melalui pembangunan berbasis mineral," ujarnya.
Menurut UNECA, lonjakan permintaan baterai yang dapat diisi ulang, yang didorong oleh penggunaan ponsel pintar dan kebutuhan untuk penyimpanan energi terbarukan, merupakan peluang besar bagi benua Afrika untuk mendorong pembangunan berdasarkan transisi energi bersih
Menurut UNECA, inisiatif gabungan untuk baterai dan EV dalam pembentukan rantai nilai di sektor baterai listrik dan energi bersih ini didukung di level politik tertinggi di kedua negara yang terlibat. RDK dan Zambia menandatangani perjanjian kerangka kerja untuk pembentukan zona ekonomi khusus tersebut pada Maret 2023.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024