Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular RSUP Fatmawati dr. Ermono Superaya Sp. BTKV mengatakan bahaya asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama risiko kanker paru baik pada perokok aktif maupun perokok pasif.
“Kenapa rokok sumber dari penyakit kanker paru karena semua isinya bahan kimia, jadi hanya kenikmatan sementara tapi bisa menimbulkan kesulitan seumur hidup bagi diri sendiri maupun keluarga,” kata Ermono dalam diskusi kesehatan dengan tema “Tumor Paru karena Merokok? Bagaimana Mengatasinya” di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Dokter: Perokok punya risiko tinggi terkena TBC
Karakteristik asap rokok yang dihisap sebagai asap utama dan yang keluar dari asap sampingan memiliki dua zat berbahaya yaitu zat karsinogenik atau teratogenik yang bisa menyebabkan tumor paru.
Ermono juga mengatakan asap rokok tidak hanya meninggalkan bau di mulut tapi juga bisa menempel di seluruh lingkungan dan perabotan rumah tangga seperti tertinggal di bantal, baju atau pun dinding.
Baca juga: Mewaspadai si asap penyebab polusi terbesar di rumah
Ia juga mengatakan prevalensi usia perokok juga mulai turun bahkan sampai pada anak usia 5-9 tahun sudah mulai mencoba merokok. Artinya anak tersebut bisa terkena kanker paru pada usia 14 tahun, dan yang termuda bisa pada usia 10 tahun karena paparan asap rokok yang terus-menerus di dalam keluarga.
Baca juga: Asap rokok dalam ruangan sama bahayanya dengan polusi luar ruangan
Selain asap rokok, kanker paru juga bisa terjadi karena beberapa faktor risiko lainnya seperti radiasi sinar x-ray, polusi udara, gas radon dari tanah, penyakit TBC, riwayat tumor dan kanker pada keluarga, pekerja tambang dan paparan asap dengan kandungan tobacco.
Baca juga: Lingkungan bebas asap rokok bisa terwujud dengan pembinaan kesadaran
Baca juga: Perbedaan uap tembakau alternatif dan asap rokok
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024