"Ini merupakan potensi penambahan tuna aksara, kalau memang mereka benar-benar tidak bersekolah," katanya di Pandeglang, Jumat.
Anak-anak usia sekolah tersebut, kata dia, berumur antara 7-11 tahun, dan seharusnya sedang mengenyam pendidikan pada sekolah dasar (SD).
Mengenai penyebaran anak yang tidak sekolah tersebut, menurut dia, terdapat di delapan kabupaten/kota di Banten, namun yang terbanyak di Kabupaten Tangerang.
Hudaya juga menyatakan, Pemerintah Provinsi Banten sedang berupaya mengentaskan tuna aksara, dan diharapkan pada 2017 masalah tersebut bisa dituntaskan.
Menurut dia, dua tahun terakhir ini upaya pengentasan buta aksara di daerah itu menunjukkan hasil yang memuaskan sehingga tingkat pengurangannya cukup besar.
Pada 2011, kata dia, jumlah penderita tuna aksara usia produktif 15-44 tahun di daerah itu sehingga penyandang masalah itu hanya 1,12 persen dari jumlah penduduk 10 juta jiwa.
Kemudian dengan berbagai upaya yang dilakukan pada 2012 terjadi pengurangan jumlah menjadi 0,90 persen dari total penduduk Banten sebanyak 11 juta jiwa, atau dibawah target rata-rata nasional lima persen.
Pewarta: Sambas
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013