Ekspor sapi Australia ke Indonesia itu mencapai 12 miliar dolar per tahunnya, jika kita mau menghentikan sementara saja, sebagai bentuk protes, otoritas perdagangannya akan mengalami kesulitan,"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah cq. Departemen Perdagangan sebaiknya segera memutuskan impor sapi dari Australia sebagai bentuk protes dan ketersinggungan bangsa yang berdaulat.

"Ekspor sapi Australia ke Indonesia itu mencapai 12 miliar dolar per tahunnya, jika kita mau menghentikan sementara saja, sebagai bentuk protes, otoritas perdagangannya akan mengalami kesulitan," kata anggota Komisi VI DPR, dari Fraksi Partai Demokrat, Muhammad Azhari, di Jakarta, Jumat.

Selama ini sebagian besar masyarakat Indonesia percaya seolah jika Indonesia impor sapi dari Brazil dan India, mendapatkan daging sapi yang tidak sehat, atau terkena penyakit kuku. Padahal itu hanya sebagai taktik perdagangan agar impor daging sapi tetap dari Australia dan Selandia Baru yang seolah sudah dikuasai para importir yang diduga membentuk kartel.

Azhari yang kini maju dari Dapel VI Kabupaten Bogor itu dimintai tanggapannya terkait demo FPI di depan Kedubes Australia, (21/11) terkait penyadapan informasi terhadap negara dan para pejabat negara, termasuk di dalamnya istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Para pendemo selain melempari telor busuk, juga protes kepada PM Abbott yang tidak akan memberi penjelasan apapun kepada Jakarta tentang penyadapan yang dilakukan dari kantor kedutaan besarnya di Jakarta.

Menurutnya, kebijakan impor sapi yang terkesan protektif itu, "country base" sangat merugikan Indonesia, khususnya para peternak sapi dan importir daging di luar dari Australia. Menteri Perdagangan Gita Wiryawan sebaiknya segera memperlakukan zona base dalam mendatangkan daging impor, sehingga terbuka luas dan sudah barang tentu harga dagingnya akan turun.

"Kejadian saat ini, mestinya dijadikan momentum untuk memperbaiki sistem perdagangan antara Indonesia dan Australia, yang cenderung merugikan kita," katanya.

Ia menegaskan, sikap tegas Menteri Perdagangan tersebut juga bagian dari keberanian, apakah seorang Gita Wiryawan, yang kabarnya mencalonkan Presiden pada Pemilu 2014 punya nyali membela kedaulatannya atau tidak. Sekarang kesannya belum ada tindakan nyata.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan mengatakan, Indonesia akan rugi memutus hubungan dengan Australia pasca terbongkarnya penyadapan terhadap Presiden SBY, namun begitu, pihaknya akan melihat dan mempelajari secara rinci terhadap perlu tidaknya melakukan embargo.

Kemendag akan melakukan kajian terlebih dahulu. Sebab, hubungan bilateral Indonesia dan Australia telah berlangsung lama. Pemerintah tentu akan mencari langkah alternatif, jika kita hendak menghentikan impor daging sapi dari Australia, kata Gita Wiryawan, belum lama ini. perdagangannya mencapai 11--12 miliar dolar per tahun.(*)

Pewarta: Theo Yusuf
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013