Jakarta (ANTARA) – Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) asal Banjarmasin menyulap rumput purun menjadi berbagai macam produk fungsional, salah satunya adalah tas cantik.
Dia adalah nasabah PNM Unit Cempaka Banjarmasin bernama Salasiah. Selain tas, Salsiah juga membuat beragam produk seperti tikar, topi, dan dompet. Produk-produknya itu biasa ia jual langsung secara online atau memenuhi pesanan dari jejaring.
"Saya usaha produk anyaman rumput purun sudah dari tahun 2016. Ibu saya juga sudah usaha yang sama sebelumnya dari usia saya 10 tahun. Turun temurunlah," ujar Salasiah.
Salasiah mengaku bangga karena produk hasil karya tangannya sudah dijual sampai ke Irak. Produknya diakui bisa bertahan sampai satu tahun atau bisa lebih awet bila dilapisi pernis sebagai sentuhan akhir agar lebih mengkilap.
Sebagai informasi, rumput purun merupakan jenis rumput yang berasal dari gulma di rawa gambut. Cirinya memiliki batang lurus berongga dan tidak memiliki daun, sehingga bisa digunakan sebagai alternatif sedotan.
Proses pembuatan produknya dengan memotong rumput purun dari lahan. Setelah dikumpulkan, rumput purun akan diikat dan ditumbuk permukaannya dengan kayu secara manual dengan tenaga manusia.
Setelah ditumbuk menjadi agak pipih, rumput purun akan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering sempurna. Rumput yang sudah kering, ada yang langsung dianyam, tetapi ada juga yang diberi pewarna terlebih dahulu.
Selain penggunaan rumput purun, Salasiah juga menggunakan bahan eceng gondok kering. Bukan dianyam dijadikan tas, melainkan dikepang untuk dijadikan sebagai tali, karena memiliki permukaan yang lebih tebal.
Salasiah juga mengatakan dirinya pernah mendapatkan pesanan sebanyak 600 buah tas berukuran kecil dari PNM Cabang Banjarmasin untuk sebuah acara. Dia bisa menyelesaikan pesanan itu selama rentang waktu dua minggu.
PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) merupakan layanan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku UMKM yang diluncurkan pada 2015. Pada dasarnya, nasabah PNM Mekaar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berusaha, namun terbatasnya akses pembiayaan modal kerja menyebabkan keterampilan berusaha mereka kurang termanfaatkan.
Oleh karena itu, Perusahaan menerapkan sistem kelompok tanggung renteng yang diharapkan dapat menjembatani kesenjangan akses pembiayaan sehingga para nasabah mampu mengembangkan usaha dalam rangka menggapai cita-cita dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, seperti yang dialami Salasiah.
"Pada tahun 2021, saya bergabung dengan PNM. Tujuannya untuk mendapatkan tambahan modal usaha," ungkap Salasiah.
PNM tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk juga dilakukan. Hingga kini sudah ada 15,2 Juta nasabah PNM di seluruh Indonesia.
Singkatnya, PNM bekerja untuk pemberdayaan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024