Tangerang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menyosialisasikan langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko hemofilia bagi para penderita, di antaranya menghindari penggunaan perabotan yang berisiko menimbulkan luka atau pendarahan.
"Dinkes terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai cara pencegahan dan menghadapi risiko penyakit yang disebabkan oleh perdarahan tersebut," kata Kepala Dinkes Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni di Tangerang, Rabu.
Ia menuturkan, hemofilia merupakan penyakit yang disebabkan gangguan pembekuan darah karena kekurangan suatu protein yang membuat darah sulit membeku dengan baik.
Saat ini, penyakit hemofilia dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yakni hemofilia A (klasik) yang disebabkan oleh kekurangan faktor pembekuan darah FVIII, serta hemofilia B (christmas disease) yang disebabkan oleh kekurangan faktor pembekuan darah FIX.
“Meski masih dianggap sebagai penyakit perdarahan yang tidak dapat disembuhkan, tetapi terdapat langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang bila dikelola dengan baik dapat membuat penderita kembali dapat beraktivitas secara normal,” katanya.
Langkah pencegahan lainnya adalah selalu memastikan lantai tidak licin atau dalam kondisi aman, khususnya di kamar mandi sehingga mengantisipasi kejadian kecelakaan di dalam ruangan.
Memastikan lampu penerangan dalam kondisi baik. Menyingkirkan perabotan yang tidak perlu untuk menghindari risiko kecelakaan yang menyebabkan pendarahan.
Menggunakan pengamanan ketika beraktivitas di luar ruangan dan selalu berolahraga ringan. Menghindari aktivitas olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti sepak bola, bola basket dan lainnya. "Jangan mengonsumsi obat-obatan tanpa rekomendasi dari dokter," katanya.
Baca juga: Pasien hemofilia perlu olahraga santai guna hindari pendarahan
Baca juga: HMHI dorong peningkatan kesadaran tentang hemofilia di Indonesia
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024