Abu Dhabi (ANTARA) - Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) menyambut baik upaya berkelanjutan pemerintah dan komunitas di Indonesia dalam mengakselerasi transisi energi untuk mencapai nol emisi.

Direktur Jenderal IRENA Fransisco La Camera saat menjawab ANTARA setelah Sidang Majelis Umum ke-14 IRENA, Abu Dhabi, UEA, Rabu, menyampaikan apresiasi terhadap peraturan dan instrumen yang digunakan Indonesia di dalam transisi energi. Ia menyebut secara alamiah orang-orang akan berpikir bahwa Indonesia secara tradisional memiliki ketergantungan terhadap batu bara. Karena itu Indonesia memang harus menggunakan “jalurnya” dalam melakukan transisi.

“Mereka juga memiliki contoh menarik dari komunitas energi dan komunitas lain yang kami sambut baik,” katanya.

Camera juga melihat prospek yang baik untuk transisi energi di Indonesia, sembari mengutip posisi Indonesia yang menjalin kerja sama dalam naungan “Just Energy Transitions Partnership (JETP)” dengan negara-negara maju International Partners Group (IPG). Kerja sama ini dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang serta beranggotakan Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norwegia, Prancis dan Uni Eropa dengan total nilai mencapai 21,6 miliar dolar AS.

Dua proyek prioritas Indonesia dalam JETP adalah proyek pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1 di Jawa Barat dan pembangunan jaringan transmisi kelistrikan Jawa-Sumatera.

Pemerintah Indonesia mengakeselerasi transisi energi dengan target mencapai nol emisi pada 2060 atau lebih awal. Indonesia juga mengacu pada Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) untuk mengurangi emisi karbon sebesar 358 juta ton CO2 pada 2030 dengan mengembangkan energi terbarukan, efisiensi energi, bahan bakar rendah karbon, dan teknologi batu bara bersih.

Dalam upaya transisi energi global, laporan IRENA pada akhir Maret 2024 menyatakan kapasitas energi terbarukan mencetak rekor dengan penambahan kapasitas hingga 473 GW. Dengan penambahan itu, IRENA menyebut energi terbarukan merupakan satu-satunya teknologi tersedia dalam rangka transisi energi yang sejalan dengan Persetujuan Paris (Paris Agreement). Dalam penambahan kapasitas energi terbarukan pada 2023 itu, Indonesia memimpin penambahan kapasitas pada energi panas bumi dengan kapasitas 58 MW.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024