Jakarta (ANTARA News) - Dampak pemanasan global dan perubahan iklim sangat luas dan beragam, mulai dari kekeringan, banjir hingga pengurangan salju dan es.

Kebanyakan prakiraan iklim memang melihat ke potensi risiko dalam 50 hingga 100 tahun ke depan, tetapi ada tempat-tempat di dunia yang sekarang sudah terpengaruh perubahan iklim.

Berikut lima tempat di dunia yang sudah terpengaruh perubahan iklim:

1. Great Barrier Reef, Australia

Tinjauan satelit menunjukkan bahwa air di Great Barrier Reef rata-rata menghangat 0,2 derajat Celsius dalam 25 tahun terakhir dan menyebabkan berkurangnya luas dasar laut yang tertutup karang.

Menurut hasil studi tahun 2012 yang dimuat dalam jurnal Proceeding of the National Academy of Science, separuh Great Barrier Reef telah hilang dalam 27 tahun terakhir.

Penghangatan samudera berkaitan dengan meningkatnya emisi karbon dioksida yang meningkatkan risiko pemutihan karang, fenomena yang mengganggu hubungan simbiosis antara karang dengan organisme yang hidup di dalam jaringannya dan menyediakan makanan yang dibutuhkan karang untuk hidup.

Temperatur melebihi normal membuat karang melepaskan hewan kecil dan ganggang yang hidup di dalamnya, yang pada gilirannya menyebabkan karang memutih dan membuat binatang-binatang karang dan seluruh ekosistemnya tertekan.

2. Newtok, Alaska, Amerika Serikat

Newtok dan banyak desa-desa lain di Alaska dibangun pada tanah beku permanen yang disebut permafrost. Saat suhu samudera naik, permafrost Alaska meleleh, menyebabkan daratan terkikis dan banyak daerah tepi pantai terancam tenggelam.

Newtok terletak di pantai barat Alaska, di pinggiran Sungai Ninglick. Kota itu telah berada di bawah permukaan laut dan menurut para peneliti seluruh pedesaan akan berada di bawah air dalam satu dekade, demikian seperti dilansir laman LiveScience.

Sekarang anggota komunitas berharap 350 warga Newtok dipindahkan ke area yang lebih tinggi, sekitar 14 kilometer dari tempat itu. Tetapi relokasi masih terhambat masalah finansial dan politik. Pemerintah Amerika Serikat memperkirakan pemindahan kota itu akan membutuhkan dana 130 juta dolar AS.

3. Mumbai, India

Bank Dunia awal tahun ini mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa India berisiko terdampak banjir akibat perbahan iklim. Ekonom Bank Dunia memeriksa 136 kota besar di tepi pantai dan mengevaluasi tingkat pertahanan dan perlindungannya.

Laporan itu mengidentifikasi Mumbai sebagai salah satu kota pantai yang berisiko mengalami banjir besar akibat pemanasan global.

Menurut para peneliti, pertahanan kota itu terhadap banjir dan badai hanya dirancang untuk menghadapi gelombang dan bukan untuk mengantisipasi peningkatan muka laut yang bisa membawa banjir besar.

"Bila mereka tidak secara reguler dan proaktif meningkatkan pertahanan bersama peningkatan perubahan iklim, pertahanan itu justru dapat memperbesar kerentanan beberapa kota," kata ekonom Bank Dunia, Stephane Hallegate, seperti dikutip laman LiveScience.

4. Pegunungan Alpen

Suhu kawasan pegunungan Alpen di Eropa terus meningkat sejak akhir abad 19.

Suhu tahunan rata-rata kawasan itu meningkat dari 9,6 derajat Celcius pada akhir tahun 1800an menjadi 10,8 derajat Celcius saat ini, kata Gilles Brunot, ahli meteorologi di resort ski Chamonix-Mont-Blanc, Prancis tenggara.

Kekhawatiran pemanasan global tidak hanya berdampak pada industri ski di kawasan itu.

Sekitar 40 persen air segar di Eropa berasal dari jajaran pengunungan Alpen yang membentang dari Austria timur hingga Prancis barat. Perubahan iklim mengancam siklus air di kawasan itu, termasuk pola curah hujan serta tutupan salju, dan gletser.

5. Provinsi Gansu, China

Para petani di Provinsi Gansu, salah satu daerah terkering di China, sudah berjuang menghadapi dampak perubahan iklim seperti kekeringan dan lahan kering yang membuat daerah itu miskin.

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengingatkan suhu yang menghangat memperkecil gletser di Asia Tengah dan Himalaya, yang mengisi air pada sungai-sungai China.

Baru-baru ini China menyelesaikan Sensus Air Nasional dan menemukan sebanyak 28.000 sungai hilang sejak tahun 1990an.

Studi itu tidak merinci penyebab sungai mengering tetapi penelitian itu menujukkan kecenderungan penurunan jumlah sumber air di seluruh China.

Menurut laporan kantor berita Reuters, China saat ini memiliki 2.100 meter kubik sumber air per orang, sekitar 28 persen dari rata-rata global tetapi dengan meningkatnya populasi, sumber itu bisa lebih cepat mengering.


Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013