Imbas perang Ukraina dan Rusia serta situasi konflik di Gaza masih terus membayangi dunia internasional.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI Christina Ariyani menilai respons diplomasi serta langkah mitigasi konflik di Timur Tengah yang tengah diupayakan pemerintah Indonesia saat ini sudah tepat.
Menurut dia, Pemerintah yang telah mendorong agar para pihak menahan diri secara langsung maupun melalui organisasi internasional menunjukkan kepedulian dan keprihatinan Indonesia atas konflik serta ancaman yang tengah terjadi.
"Indonesia tidak pernah menyetujui cara-cara kekerasan sebagai solusi menyelesaikan masalah dan senantiasa mengupayakan perdamaian sebagai jalan keluar," kata Christina dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Christina mengatakan bahwa penyelesaian konflik dengan melibatkan peran "penengah" juga perlu diupayakan. PBB pun menurutnya sudah menyampaikan bahwa kondisi dunia saat ini tidak mampu menanggung lebih banyak perang.
"Imbas perang Ukraina dan Rusia serta situasi konflik di Gaza masih terus membayangi dunia internasional," katanya.
Baca juga: Ekonom: Konflik Iran-Israel akan picu kenaikan harga minyak dan emas
Baca juga: Wang Yi bertelepon dengan Menlu Iran-Arab Saudi Bahas Timur Tengah
Di luar upaya diplomasi, dia menilai pemerintah Indonesia juga tengah menyiapkan langkah kombinasi terukur untuk merespons dampak ekonomi akibat konflik Timur Tengah tersebut.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi meminta Amerika Serikat membantu meredakan konflik Iran dan Israel yang pecah setelah Teheran pada hari Sabtu (13/4) membalas serangan Tel Aviv terhadap kantor konsulatnya di Damaskus, Suriah, awal April.
Dalam upaya deeskalasi konflik di kawasan Timur Tengah itu, Retno telah menelepon sejumlah mitranya, termasuk Wakil Menlu AS Kurt M. Campbell pada Selasa pagi waktu Jakarta.
"Kita tahu Amerika Serikat punya peran yang sangat besar untuk dapat menggunakan pengaruhnya agar deeskalasi terjadi," katanya usai mengikuti rapat tertutup merespons konflik Iran dan Israel di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4).
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024