Jakarta (ANTARA) - Museum MACAN di Jakarta menggelar open house (gelar griya) secara gratis mulai 16 sampai 21 April untuk melihat sejumlah pameran di sana.
"Untuk open house Museum MACAN sendiri, pengunjung dapat mengunjungi dua pameran yang masih berlangsung: Ruang Seni Anak Museum MACAN Rega Ayundya Putri: Fauna Wastopia dan THE 5TH VH AWARD," kata Koordinator Publikasi dan Media Museum MACAN Liviani Putri saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Museum MACAN, yang terletak di Jakarta Barat, mengumumkan akses masuk open house pada situs resmi mereka. Pengunjung bisa mengatur jadwal kedatangan dengan mendaftar melalui situs tersebut.
Baca juga: Museum MACAN pamerkan karya perupa Patricia Piccinini dari Australia
Pameran VH AWARD di Museum MACAN adalah anugerah seni audio visual berbasis. Memasuki seri kelima, karya Subash Thebe Limbu (Dharan) sebagai pemenang utama VH AWARD, beserta para finalis yang terdiri atas Zike He dari Guiyang, Riar Rizaldi dari Bandung, Su Hui-Yu dari Taipei, serta Zhenzhen Qi dan Yang Wang (zzyw) dari New York telah dipresentasikan di Museum MACAN sejak 29 Februari. Karya-karya seniman tersebut berkaitan dengan teknologi melalui cara-cara mutakhir dan membentuk hubungan-hubungan baru, menjelajahi tantangan sosial dan ekologis yang mendesak dalam kurun hidup manusia.
Pameran "Fauna Wastopia" adalah presentasi karya perupa Rega Ayundya Putri dari Bandung mencakup mural, audio, serta aktivitas edukasi interaktif untuk anak-anak dan keluarga. Proyek seni yang dipamerkan di Museum MACAN tersebut mengeksplorasi isu kepunahan dan degradasi lingkungan yang merupakan konsekuensi dari salah urus sampah.
Rega Ayundya Putri menciptakan gambar-gambar mutan imajiner dan spesies hewan yang telah mengalami mutasi. Perubahan pada fisiologi hewan-hewan imajiner merupakan hasil dari paparan limbah beracun, sebuah krisis lingkungan yang disebabkan oleh manusia.
Di dalam area Ruang Seni Anak, pengunjung akan dapat melihat mural kota yang ditinggalkan.
Terdapat sekitar 28 gambar mutan imajiner yang ditempatkan sebagai cetakan akrilik di dinding. Deskripsi singkat tentang mutan-mutan juga disediakan.
Di area aktivitas, anak-anak dapat menciptakan spesies mutan mereka sendiri dengan membuat kolase. Mereka dapat membawa pulang spesies baru yang telah diciptakan atau menempelkannya di dinding di area aktivitas.
Baca juga: Museum Macan tampilkan pertunjukan perdana wayang eksperimental
Baca juga: Pameran seni bertajuk "Cover Up" di Denpasar manfaatkan APK bekas
Baca juga: Enam seniman gelar pameran HAM di UYCC Art Gallery Surabaya
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024