Bandarlampung (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung telah melakukan penyerapan padi di tingkat petani pada periode Januari-April sebanyak 13 ribu ton setara beras.

"Jadi untuk penyerapan padi milik petani di Lampung pada periode Januari-April ada sebanyak 13 ribu ton setara beras," ujar Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Lampung Taufan Akib di Bandarlampung, Rabu.

Ia mengatakan penyerapan padi sebanyak 13 ribu ton setara beras itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kewajiban pelayanan publik untuk pengadaan beras medium.

"Penyerapan sebanyak 13 ribu ton setara beras jenis medium itu merupakan bagian dari upaya pemenuhan target serapan sebesar 30 ribu ton setara beras dalam setahun ini," katanya.

Baca juga: Bulog tegaskan penyerapan padi petani dalam negeri tetap prioritas

Ia akan terus menyerap padi produksi petani dengan maksimal terutama di musim panen kali ini.

"Kalau masih ada peluang untuk memenuhi dan menyerap padi milik petani, kami akan melakukan penyerapan dengan maksimal terutama saat ini sudah mulai panen di berbagai kabupaten di Lampung," ucap dia.

Menurut dia, pembelian padi ataupun gabah milik petani akan tetap dilakukan sesuai dengan harga pokok penjualan (HPP) yang ditetapkan pemerintah.

"Prioritas penyediaan stok beras itu berasal dari penyerapan padi petani dalam negeri, tapi kalau produksi dalam negeri tidak mencukupi akan diimbangi melalui impor berdasarkan keputusan pemerintah. Akan tetapi kalau sedang panen akan dimaksimalkan penyerapan gabah milik petani," ujar dia.

Baca juga: Bulog Kalteng targetkan serap lima ribu ton beras dari petani lokal

Ia menjelaskan untuk kuota impor beras Lampung berjumlah 60 ribu-80 ribu ton, yang akan dikirim ke Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.

"Kuota beras impor yang melalui Lampung ada 60 ribu-80 ribu ton yang akan melayani pengiriman barang ke Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan berbagai daerah lain. Baru sisanya disimpan di gudang sebagai stok, tetapi karena ini masa panen kami akan maksimalkan penyerapan padi milik petani," tambahnya.

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024