Proyek yang dulunya bernama Jalur Lintas Selatan atau JLS ini telah berlangsung selama 23 tahun lebih. Panjangnya mencapai 628 kilometerSurabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengupayakan Jalur Pantai Selatan (Pansela) sepanjang 628 kilometer yang menghubungkan delapan kabupaten dari Pacitan hingga Banyuwangi dapat dituntaskan seluruh pembangunannya dalam waktu lima tahun.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim Mohammad Yasin kepada wartawan di Surabaya, Selasa memastikan proyek pembangunan Jalur Pansela merupakan salah satu yang menjadi prioritas dalam dokumen rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) tahun 2025 - 2045.
"Proyek yang dulunya bernama Jalur Lintas Selatan atau JLS ini telah berlangsung selama 23 tahun lebih. Panjangnya mencapai 628 kilometer," katanya.
Delapan daerah kabupaten yang dilalui Jalur Pansela adalah Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember dan Banyuwangi.
Sementara progres pembangunannya telah selesai sepanjang 350 kilometer atau sekitar 60 persen.
Kepala Bappeda Yasin mengungkapkan untuk menyelesaikan 40 persen sisanya masih terkendala pembebasan lahan, yaitu di Kabupaten Trenggalek, Lumajang, Jember dan Banyuwangi.
"Di antaranya untuk pembebasan lahan di wilayah Kabupaten Trenggalek membutuhkan anggaran senilai Rp200 miliar. Sedangkan di Banyuwangi sekitar Rp37 miliar," ujarnya.
Selain itu, Yasin menandaskan untuk wilayah Lumajang dan Jember, masing-masing membutuhkan anggaran pembebasan lahan di bawah Rp30 miliar.
"Pembebasan lahan sebenarnya urusannya Pemerintah Kabupaten. Tapi Pemprov Jatim siap membantu, khususnya di Trenggalek yang anggarannya mencapai Rp200 miliar. Kalau Pemkab Banyuwangi yang cuma Rp37 miliar saya rasa mampu dengan fiskalnya sendiri," ucapnya.
Pemerintah Pusat, lanjut Yasin, telah berkomitmen kalau lahannya sudah siap, biaya konstruksinya akan segera dianggarkan.
Menurut data Bappeda, produk domestik regional bruto (PDRB) kawasan utara sepanjang tahun 2023 lalu berkontribusi sebesar 40 persen terhadap perekonomian Jatim.
Sedangkan kawasan selatan Jatim, Yasin menjelaskan, dengan berbagai potensinya, hanya berkontribusi sebesar 16 persen.
"Maka percepatan pembangunan Jalur Pansela menjadi prioritas yang diharapkan dapat menghilangkan disparitas antara kawasan utara dan selatan Jatim," katanya.
Baca juga: PUPR: Pansela kurangi beban Tol Trans Jawa sekaligus jadi jalur wisata
Baca juga: Kementerian PUPR: Jalur Pansela bisa menjadi alternatif mudik Lebaran
Baca juga: Menteri PUPR: Jalur Pansela tingkatkan pariwisata pesisir Selatan Jawa
Pewarta: Willi Irawan/Hanif Nasrullah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024