kita bukan (negara) yang terdampak tinggi, tapi banyak negara yang lebih terdampak dari kita
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa konflik Iran-Israel tidak berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia karena fundamental ekonomi nasional yang baik.
“Jadi, kita bukan (negara) yang terdampak tinggi, tapi banyak negara yang lebih terdampak dari kita (karena konflik Iran-Israel). (Hal ini) karena fundamental ekonomi kita relatif baik,” kata Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan bahwa fundamental perekonomian Indonesia cukup kuat karena ekonomi tumbuh di atas 5 persen dan inflasi terjaga dalam rentang sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
Perekonomian nasional tumbuh sebesar 5,05 persen year on year (yoy) sepanjang 2023, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 5,03 persen. Sementara itu, inflasi per Maret 2024 berada di angka 3,05 persen yoy.
Selain itu, ia menyatakan bahwa cadangan devisa pada Maret 2024 cukup aman, yakni sebesar 140,4 miliar dolar AS, dan kinerja ekspor pun masih dengan surplus neraca perdagangan per Februari 2024 sebesar 0,87 miliar dolar AS.
“Apalagi kemarin harga nikel juga naik. Jadi tentu dalam tanda petik, ada gain (pertambahan), tetapi tentu kita lihat sustainable (berkelanjutan) atau tidak,” ucap Airlangga.
Ia mengatakan bahwa pemerintah terus mencermati tingkat suku bunga, harga minyak, dan biaya logistik global serta penyerapan Surat Berharga Negara (SBN) untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari konflik Iran-Israel tersebut.
“Yang sekarang kami jaga yang paling penting adalah biaya logistik. Nah kalau biaya logistik, kemarin sebelum ada konflik Iran-Israel saja sudah naik akibat (serangan) Houthi dan juga yang lain,” katanya.
Airlangga juga menyatakan bahwa pemerintah juga berupaya menjaga biaya transportasi karena berpotensi terdampak kenaikan biaya bahan bakar minyak (BBM) akibat tensi geopolitik dunia yang semakin memanas.
Pihaknya berharap pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan suku bunga domestik dapat tetap terjaga di tengah ketidakpastian global saat ini.
“Menjaganya tentu dengan melihat (kemampuan) anggaran pemerintah, bisa seperti dalam krisis-krisis yang lalu anggaran digunakan sebagai bantalan (peredam guncangan ekonomi),” ujarnya.
Konflik terbaru antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.
Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan ratusan rudal balistik dan pesawat tanpa awak (drone) ke Israel pada Sabtu malam (13/4) waktu setempat.
Baca juga: Peneliti: Konflik Iran dan Israel berpotensi ganggu pasokan minyak
Baca juga: Pemerintah pastikan harga BBM tak naik walau ada konflik Iran-Israel
Baca juga: Kementerian ESDM pastikan stok BBM aman di tengah konflik Iran-Israel
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024