Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai bahwa aplikasi navigasi lalu lintas Waze dapat membantu menguraikan kemacetan di Jakarta. Aplikasi tersebut memungkinkan pengguna berbagi informasi situasi jalan raya, termasuk kemacetan, sehingga pengguna lain dapat mengetahui rute tercepat untuk sampai ke tujuannya.
"Jalan tidak akan bertambah banyak di DKI, tapi bagaimana mengatur agar jalan yang dipakai secara merata terdistribusi. Ini fungsinya," kata pria yang akrab disapa Ahok usai media gathering Waze di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan, aplikasi yang sudah digunakan oleh 750.000 pengguna di Indonesia itu dapat menguntungkan pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk mengintegrasikan banyak data dari berbagai lapisan menjadi satu tautan sistem informasi.
"Jadi tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk mensinkronkan data-data kami sebetulnya. Sekarang kami punya satpol pp, dinas kesehatan, ambulan, RT, RW, dinas perhubungan, penanggulangan bencana, crisis center, intelligent transport system itu semua tidak pernah ditautkan dalam satu sistem informasi," papar dia.
"Kalau kami bikin aplikasi sendiri, menghabiskan satu trilyun juga belum tentu orang ikut dan belum tentu berfungsi," lanjutnya.
Bila data-data sudah tersinkronisasi dengan aplikasi Waze, maka pemerintah dapat merespon laporan-laporan dari masyarakat dengan segera karena semua data tertera secara real time.
Lebih lanjut, Head Evangelist Waze Julie Mossler mengungkapkan harapannya agar Waze dapat membantu pemerintah Jakarta untuk mengatasi kemacetan. Aplikasi yang sudah digunakan 50 juta pengendara kendaraan bermotor di dunia itu sudah pernah bekerja sama dengan pemerintah Brazil dalam hal serupa. Mossler mengatakan, saat Paus datang ke kota tersebut banyak kemacetan terjadi di jalan.
"Waze bekerjasama dengan pemerintah untuk memperbarui kondisi jalanan disana sehingga orang-orang bisa tetap beraktivitas dengan melewati rute-rute alternatif," ujarnya. (*)
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013