hanya memberikan efek stimulasi sementaraJakarta (ANTARA) - Pakar gizi klinik dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp. G. K-AIFO tak menyarankan masyarakat, khususnya pemudik yang mengendarai sendiri kendaraannya, untuk mengonsumsi minuman berenergi saat kelelahan.
"Minuman ini hanya memberikan efek stimulasi sementara, bukan mengatasi kelelahan," ujar dia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) cabang DKI Jakarta itu saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Raissa mengatakan bahwa mengonsumsi minuman berenergi saat kelelahan merupakan hal yang berbahaya karena dapat menutupi rasa kantuk dan membuat seseorang kurang waspada saat mengemudi.
Menurut dia, minuman berenergi umumnya mengandung kafein, gula, taurin dan vitamin B. Kafein dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus, tetapi efeknya hanya berlangsung beberapa jam.
Baca juga: Saran pakar soal konsumsi minuman energi dalam perjalanan mudik
Baca juga: Sekaleng minuman energi bisa tingkatkan risiko sakit jantung
Di sisi lain, taurin dan vitamin B belum terbukti memiliki efek yang signifikan pada performa mengemudi.
sebaiknya 30 menit sebelum mengemudi.
Dia menyarankan orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika ingin mengonsumsi minuman berenergi.
Raissa yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah itu kemudian menyarankan pemudik khususnya yang berkendara mobil pribadi agar memiliki waktu istirahat dan tidur yang cukup jika akan menempuh perjalanan jauh.
Baca juga: Perlukah minuman energi saat olahraga
Baca juga: BPOM Sumbar imbau masyarakat waspadai minuman energi
Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengingatkan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi untuk memanfaatkan posko pelayanan kesehatan yang tersedia di tempat pemberhentian guna menjalani pemeriksaan kesehatan sembari meregangkan otot.
"Sebisa mungkin cari pos kesehatan terdekat, biasanya di 'rest' area sudah banyak, dan bisa melakukan pemeriksaan kesehatan. Yang tidak kalah penting lakukan juga peregangan agar otot tidak kaku," kata Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja Muda di Dinas Kesehatan DKI Jakarta Neni Herlina Rafida.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024