Roma (ANTARA News) - Gelombang cuaca yang sangat buruk yang melanda Pulau Sardinia, Italia, Senin malam (18/11), merenggut 16 nyawa dan mengakibatkan kerusakan besar kendati polisi berusaha membatasi kerugian.
Perdana Menteri Italia Enrico Letta menggambarkan peristiwa itu sebagai tragedi nasional.
Hujan lebat membuat jalan kebanjiran, mengakibatkan air sungai meluap, bangunan dan jembatan ambruk, serta menghancurkan lahan pertanian dan ternak. Kerusakan terbesar didaftar di beberapa daerah Sardinia Utara, dekat Kota Olbia. Angin berhembus dengan kecepatan sampai 100 kilometer per jam.
Saat mengkonfirmasi banyaknya korban jiwa akibat banjir, Menteri Lingkungan Hidup Italia Andrea Orlando, Selasa (19/11), mengatakan kepada parlemen jumlah curah hujan yang dibawa oleh apa yang disebut "Badai Cleopatra" tak pernah tercatat "dalam beberapa abad" dan telah "merontokkan sistem hidro-geologi pulau tersebut.
Di antara korban terdapat dua anak yang berusia dua dan tiga tahun, demikian laporan Xinhua, Rabu pagi. Kedua anak itu dan seorang polisi yang mobilnya jatuh dari jembatan yang ambruk, hanyut terseret air banjir. Sementara itu satu keluarga yang terdiri atas empat orang --ayah, ibu dan dua anak, yang remaja-- tewas-tenggelam ketika rumah mereka kebanjiran. Seorang korban lagi dilaporkan belum ditemukan.
Beberapa saksi mata mengatakan terjadi kepanikan. "Ada tiga mobil di depan saya. Hujan sangat lebat dan tiba-tiba saya tak melihat mereka lagi. Lalu tembok air menerjang kaca depan mobil saya," kata seorang pengemudi sebagaimana dikutip harian Corriere della Sera setelah ia nyaris tak selamat karena dihanyutkan air.
(C003)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013