Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi 11.595 dibanding posisi sebelumnya (18/11) Rp11.620 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa dolar AS cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang dunia di tengah spekulasi bahwa the Fed akan mempertahankan stimulus moneter untuk mendorong ekonomi AS.
"Dalam testimoni di depan Kongres pada 14 November lalu, Wakil Gubernur the Fed Janet Yellen mengisyaratkan jika dirinya akan mempertahankan program quantitative easing (QE) sampai pemulihan benar-benar terlihat kuat," kata dia.
Ia menambahkan kebijakan reformasi China juga menimbulkan harapan akan berlanjutnya momentum pertumbuhan ekonomi dan diharapkan berimbas positif terhadap mata uang Asia.
Sementara Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah masih dibayangi kekhawatiran kinerja neraca perdagangan Indonesia.
"Neraca perdagangan masih membukukan defisit meski sudah ada perbaikan, di sisi lain pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih melambat. Diharapkan kinerja ke depanya positif sehingga rupiah berada di area positif," kata dia.
Menurut kurs tengah Bank Indonesia hari ini, rupiah berada pada 11.609 per dolar AS, lebih baik dibanding sebelumnya (18/11) 11.627 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013